Kamis, 03 Agustus 2023

RELEVANSI In House Training (IHT) KURIKULUM MERDEKA TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GURU

Oleh S. Adam Abu Tsaqif

Bekasi, 3 Agustus 2023

        Cikal bakal Kurikulum Merdeka diawali dengan adanya Kurikulum Darurat sebagai upaya learning loss recovery akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia salah satunya. Kurikulum Merdeka pada awalnya bersifat optional artinya tidak ada paksaan bagi sekolah yang merasa lebih nyaman melaksanakan Kurikulum 2013 sehingga bagi sekolah-sekolah yang sudah memiliki keinginan untuk melakukan perubahan dapat mendaftarkan satuan pendidikannya untuk melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka.

       Untuk memberikan pemahaman terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka sekolah melaksanakan In House Training yang disingkat IHT. In House Training itu sendiri merupakan sebuah program pelatihan yang dilaksanakan setiap tahun oleh sebuah lembaga yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pada lembaga tersebut. Materi In House Training atau IHT biasanya disesuaikan dengan kebutuhan peserta dan lembaga penyelenggara.

        Baru-baru ini hampir diseluruh sekolah telah melaksanakan In House Training, tentu dalam hal ini IHT dilaksanakan terkait Implementasi Kurikulum Merdeka. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim telah meluncurkan Kurikulum Merdeka pada 11 Februari 2022 secara daring. Dalam hal ini Ia mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum yang jauh lebih ringkas, sederhana dan lebih fleksibel untuk bisa mendukung learning loss recovery akibat pandemi Covid-19. Selain itu melalui Kurikulum Merdeka juga untuk mengejar ketertinggalan Pendidikan Indonesia dari negara-negara lain.

    Jika kita perhatikan tujuan awal dari peluncuran Kurikulum Merdeka tentulah baik sebab berdasarkan dari apa yang disampaikan bahwa kurikulum ini jauh lebih ringkas, sederhana dan lebih fleksibel. Bahkan untuk dapat dipahami oleh para guru tidak sedikit dan tidak jarang sekolah atau lembaga terkait melaksanakan diklat, workshop dan pelatihan terkait Implementasi Kurikulum Merdeka ini. Bahkan kegiatan IHT mungkin dalam penyelenggaraannya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Jika untuk penyelenggaraan IHT saja sudah memerlukan biaya yang cukup besar namun hasil yang diharapkan tidak dapat menjawab kebutuhan yang sangat mendasar tentu hal itu akan menjadi sia-sia. Boleh jadi IHT hanya kegiatan buang-buang anggaran tanpa adanya hasil yang diharapkan.

Kalau kita perhatikan In House Training Implementasi Kurikulum Mereka yang telah dilaksanakan di sekolah-sekolah rata-rata materi yang disampaikan tidak lebih dari hal-hal yang seharusnya bersifat Paperless atau mengurangi hal-hal yang bersifat administratif bagi guru. IHT Impementasi Kurikulum Merdeka seharusnya tidak sekedar membahas perubahan-perubahan pada aspek pembelajaran, penilaian, struktur kurikulum, dan perangkat ajar. Bahkan guru tidak hanya mengetahui perubahan nama-nama saja seperti ATP, CP, Modul ajar, TP, KKTP, IKTP dan lainnya. Hal yang terpenting bagi sekolah adalah bagaimana mengembangkan empat kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.

Terdapat delapan keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang guru dan sangat berperan bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran yaitu keterampilan: bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan individual. Hal ini yang seharusnya menjadi pokok penting dalam pelaksanaan In House Training. Terhadap delapan keterampilan tersebut bukan berarti guru tidak mengetahui, namun hal yang dikhawatirkan adalah tidak menutup kemungkinan delapan keterampilan tersebut baru muncul saat pelaksanaan supervise oleh kepala sekolah atau pengawas, sehingga banyak guru yang abai atau melalaikannya dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.

Berharap Kurikulum Merdeka dapat menjawab learning loss recovery rasanya sulit untuk diwujudkan, sebab tetap saja beban guru terpusat pada kelengkapan administrasi semata. Contoh ini sudah dapat kita perhatikan ketika pelaksanaan IHT guru lebih dominan pada mengetahui singkatan dari perubahan mana saja serta bagaimana cara membuat administrasi pada Kurikulum Merdeka. Pada kenyataan lain saya memperhatikan dan merasakan sendiri bagaimana saat supervisi atau PKG (Penilaian Kinerja Guru) hal yang menjadi pokok bahasan tidak lebih dari kelengkapan administrasi guru. Guru yang memiliki administrasi legkap dan benar maka sudah barang tentu memperoleh nilai plus. Sedangkan itu semua sama sekali tidak berdampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak di kelas.

Mengapa kita tidak mau merubah padikma lama yang hanya sekedar gugur kewajiban administrasi dan tidak pernah bertanya terkait kesulitan guru saat menjalankan tugas pokoknya. Tidak pernah bertanya pada seorang guru harapan apa yang ingin dicapai terhadap anak didiknya. Bahkan tidak pernah bertanya pada murid nilai-nilai adab apa yang sudah gurunya ajarkan dan hal-hal apa yang murid banggakan dari seorang gurunya.

Tugas guru tidak hanya ketercapaian angka-angka bagi ia dan muridnya, tapi lebih pada bagaimana menumbuhkan karakter kinerja dan karakter etika secara seimbang. Boleh jadi jika standar keberhasilan dan loyalitas hanya pada pemenuhan administrasi guru tentu apa membedanya guru dengan Tata Usaha. Benar pada Kurikulum Merdeka diberi ruang P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan berbagai rincian yang ingin dicapai, sedangkan  dalam pelaksanaanya P5 memerlukan sistim pengajaran yang dapat dilaksanakan secara rinci dan kapasitas SDM yang mendukung. Lalu di mana ruang bagi guru untuk mampu mengembangkan atau merevitalisasi kecakapan diri yang menjadi dasar keberhasilan pembelajaran di kelas serta tercapainya tujuan pendidikan nasional kita.

Tulisan ini merupakan opini saya setelah memperhatikan kegiatan IHT yang dilaksanakan di Gugus IX Sumberjaya dan beberapa informasi dari sekolah lain.


Kamis, 17 Februari 2022

PRAMUKA TERAKHIR

 Bekasi, 17 Februari 2022

Oleh Surmanto Adam

Ilustrasi Latihan Pramuka
"Dua kali tepuk Pramuka!" Kak Syamsuri yang merupakan guru kami memberi komando dengan lantang dari tengah-tengah pasukan penggalang yang sejak tadi telah membentuk angkare. Seluruh anggota pramuka penggalang menyambut komando tersebut dengan dua kali tepukan pramuka. Seketika suasana yang semula hening menjadi riuh dengan wajah-wajah penuh ceria dan penuh semangat.


Setiap pekan sekolah kami SD Negeri Bekasi Jaya rutin melaksanakan kegiatan latihan pasukan penggalang. Biasanya kegiatan latihan kepramukaan dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar atau KBM. Latihan kepramukaan merupakan kegiatan yang sangat kami rindu setiap pekannya, maklum saja setelah satu pekan belajar tentu anak-anak sangat menginginkan kegiatan yang menyenangkan. 

Ilustrasi Latihan Pramuka

Pak Syamsuri guru kelas enam kami sangat piawai dalam menyajikan kegiatan yang menyenangkan, tak heran jika anak-anak di sekolah kami sangat menyukai beliau. Sosok yang bersahaja sangat nampak pada diri Pak Syamsuri. Saat beliau berada di kelas  pun sangat menyenangkan. Materi belajar yang disajikan selalu membuat murid-murid senang. Ia mampu mengemas materi pelajaran dengan berbagai cara, terkadang sambil bermain, bernyanyi, mengamati lingkungan bahkan sambil berkarya. Pokoknya kalau Pak Syamsuri tidak hadir karena sesuatu hal rasanya kelas menjadi hampa, mungkin bagai masakan yang hambar karena kurang bumbu.

Sabtu ini Kak Syamsuri atau Kak Syam memimpin pelatihan dengan semangat dan penuh canda. Kami murid-murid beliau pun tidak memiliki alasan untuk tidak semangat mengikuti pelatihan pramuka. Aku dan dua sahabatku Fredy dan Welly sangat antusias mengikutinya. Kami bertiga duduk sejajar diantara teman yang lain, sesekali kami tertawa terpingkal-pingkal jika Kak Syam  bercerita kisah-kisah lucu dan permainan sedikit kocak. Kami pun hanyut dalam suasana yang mengasyikkan dan menyenangkan itu.

Satu setengah jam kami berlatih rasanya sangat kurang, namun kami harus kembali kerumah dengan harapan pekan depan dapat berlatih dan bermain bersama lagi. Sepanjang jalan aku, Welly dan Ferdy  asyik memperbincangkan kegiatan yang telah berlangsung di sekolah tadi. Perbincangan kami terus terjadi sampai di sebuah pertigaan jalan. Di sana kami pun berpisah. Aku lebih awal tiba di rumah sedang Fredy dan Welly masih melanjutkan perjalanan.

Nampak dari kejauhan kedua orangtuaku dengan seorang laki-laki separuh baya duduk-duduk di balai bambu yang beralaskan tikar pandan. Mereka nampak berbincang-bincang tentang sesuatu hal yang aku tidak mengerti. Rupanya ayah dari temanku Fredy yang menjadi teman dalam perbincangan tersebut. Biasanya beliau pergi bekerja namun hari ini tidak berangkat. "Kamu ga kerja Frans?" (nama ayahnya Fredy) tanya ibuku. "Tau nih mak, kok rasanya lemas sekali ya mau jalan!" jawab Pak Frans pada ibuku yang biasa ia panggil Emak. "Ya sudah kalau dirasa kurang enak, baiknya tidak usah berangkat, khawatir nanti ada apa-apa!" lanjut ibuku.

Tidak beberapa lama Pak Frans pergi meninggalkan kedua orangtuaku. Belum hilang dari pandangan datang  seorang gadis remaja dengan wajah nampak sedih dan airmata yang menetes dari kedua kelopak matanya. "Papih, ayo pulang!" Dengan rasa bingung Pak Frans bertanya, "Ada apa kak?" "Sudah, ayo kita pulang saja!" Dengan rasa masih banyak menyimpan tanda tanya Pak Frans pun pergi dengan sebelah tangan digandeng anaknya tersebut.

Kedua orangtuaku merasa heran, mereka saling berpandangan seakan bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi dikejauhan. Ah, semoga tidak terjadi apa-apa", ucap ayahku. Sementara Pak Frans dan anaknya hilang di sebuah tikungan gang dekat rumah Pak RT dan kedua orangtuaku pun pergi menuju kegiatan mereka masing-masing.

Seketika kampung terasa sunyi tak ada orang yang nampak. Ya memang jam-jam segini penduduk kampung baru pulang dari sawah dan ladang mereka sedang anak-anak kampung entah kenapa belum nampak ada yang bermain, mungkin mereka belum selesai mengganti pakaian dan makan siang setelah sepulang sekolah tadi.

"Mak,,,, mak, beh,,. beh,,, babeh,  Terdengar suara teriakan seorang laki-laki dari luar rumah. Ibuku yang sedang  berada di dapur seketika itu pun bergegas keluar untuk memastikan siapa yang manggilnya itu. 

"Sepertinya suara Si Cunlih" (nama pemuda yang tinggal berdekatan dengan rumah Pak RT) gumam ibuku sambil membuka pintu depan.

"Ada apa Lih, kenapa Lih, kok kaya orang dikesurupan saja kamu?" ucap ibuku pada pemuda itu.

"Mak, Si Fredy... Si Fredy mak, kasian dia mak!"

"Iya, ada apa dengan Si Fredy Lih, bicara yang benar!", sahut ibuku penasaran.

"Fredy ditabrak Koasi!" (nama angkutan umum)

"Astaghfirullah, kapan, dimana?" ibuku sedikit shok seketika itu.

"Tidak tahu mak, Ulih juga tidak tahu persis bagaimana kejadiannya, tapi katanya sih Si Fredy disuruh meminjam setrikaan listrik (saat itu jarang orang memiliki setrika jenis ini) di rumah saudaranya, saat hendak kembali pulang Si Fredy berdiri di tepi jalan nunggu dua Koasi yang melaju ugal-ugalan, nah, di situ kejadiannya mak!"

"Ya Allah, Fredy kasihan kamu nak". 

"Lalu bagaimana Si Fredy sekarang Lih?"

"Itu lah mak, Si Fredy meningal di tempat, sebab bagian kepalanya pecah dan penuh darah mengalir mak!"

"Ya Allah, Fredy kenapa nasibmu begini nak!" 

Tidak berapa lama ayahku pun datang dari samping halaman rumah. "Ada apa Lih?" penasaran ayahku yang mendengar perbincangan mereka dari samping rumah.

"Itu beh, Si Fredy ditabrak Koasi dan kepalanya pecah!" 

"Ya Allah, kasihan Si Fredy, sudah kita hayu kita kerumahnya!" lanjut ayahku pada mereka berdua. 

Aku yang mendengarkan perbincangan tersebut hanya diam dan tanpa sadar mataku berkaca-kaca. Baru saja kami menghabiskan hari-hari di sekolah bersama dalam sebuah latihan pramuka dengan penuh keceriaan, kini satu sahabatku telah jauh meninggalkan dunia ini. 

Esok tak ada lagi canda dan tawanya, tempat kami duduk-duduk bertiga pun esok akan nampak sepi. Tidak ada yang dapat menduga kalau hari itu merupakan hari terakhir kami berlatih pramuka bersama. Hari itu pula hari terakhir kami pergi dan pulang sekolah bersama. Berjalan di pematang sawah sambil bersenda gurau menjadi kenangan kami. Kini semua hanya menjadi potongan-potongan cerita di masa tua.    



Minggu, 05 Desember 2021

IBU AMISAH

Bekasi, 5 Desember 2021

Meski Usia Setengah Abad 

Ilustrasi matahari pagi
Pajar merekah mulai menyibakkan selimut sutra putih, perlahan sinarnya menerpa hijau pucuk daun nangka yang tumbuh besar di samping rumah tua. Sesekali kilau terpancar dari biasan embun yang masih rindu dekapan malam dan sebagian menembus lubang-lubang bilik yang sudah renta. Tanah lataran nampak sedikit basah, kemarin sore memang hujan turun walau tak seberapa lama. Angin dingin semilir berhembus seakan menyapa dahan dan ranting-ranting yang masih bermalas-malasan.

Ibu Amisah adalah sosok ibu yang tak pernah mengeluh. Meski usia sudah setengah abad lebih namun tekad untuk membantu sang suami untuk memenuhi kebutuhan hidup tak pernah surut. Maklum penghasilan suami hanya mengandalkan panen dari beberapa pohon nangka, kelapa, petai, dan kedondong.

Ladang yang tak seberapa luas ditanami beberapa jenis ripang seperti jahe, lengkuas, kunyit, dan kencur di beberapa tempat ada tanaman cabai. Hasil tanaman itu tidak menjadi tambahan penghasilan sebab hanya untuk sedikit menopang kebutuhan tertentu saja.

Sebelum subuh ibu Amisah telah terjaga dan berkholwat dengan Sang Pencipta. Beberapa adonan kue sudah ada di atas meja sebagian yang sudah matang siap dikemas, biasanya selepas subuh pekerjaan itu pun dilanjutkan hingga pengemasan selesai tepat pukul enam. 

Sudah menjadi rutinitas anak-anaknya membantu mengantarkan kue-kue itu ke beberapa warung dan kantin sekolah. Yani, anak perempuan yang berusia lima belas tahun membantu pekerjaan itu. Yani hanya lulus sekolah dasar INPRES (Instruksi Presiden) yang letaknya sekitar satu setengah kilo meter dari rumahnya dan itu melalui pematang sawah. 

Dalam keriput kulit pipi dan letihnya usia seakan tak nampak sedikitpun duka. Senyum dan wajah penuh warna seakan membungkus kecemasan yang setiap hari datang dalam kegamangan. "Akankah esok pajar kembali merekah?". Jika hari-hari diselimuti gelap dan hujan tentu dagangan pun tak banyak terjual. Dibalik kerisauannya ia selalu memohon di sepertiga malam agar esok anaknya dapat makan dan jajan.

Nasi Goreng Untuk Anak

Ilustrasi dua anak pulang sekolah
Hari mulai siang, matahari tepat di atas kepala, alunan azan dzuhur terdengar samar dari kejauhan. Manto dan adiknya  Supri dua orang anak laki-laki pulang dari sekolah, SD Negeri Bekasi Jaya tempat mereka bersekolah. Keringat bercucuran  membasahi wajah-wajah yang nampak lusuh. "Ibu mana kak?" tanya salah seorang dari mereka kepada Yani kakaknya. "Ada, sudah sanah ganti pakaian kalian dan setelah itu makan!"


Selepas mengganti pakaian mereka pun menghampiri meja makan. Tudung saji pun dibuka perlahan, nampak dua piring nasi goreng sudah disiapkan. "Ibu tidak nyayur kak?",tanya Manto pada kakaknya. "Sudah makan saja yang ada!", jawabnya sambil berbisik seakan ada sesuatu yang tidak ingin diketahui kedua adiknya itu.

Nasi goreng hanya dengan bumbu cabai, bawang merah, dan garam habis dilahap oleh keduanya. Rasa lapar mungkin sudah dirasakan sejak dari sepulang sekolah, wajar saja sebab kedua anak itu tidak membawa bekal saat berangkat ke sekolah. Mereka hanya sarapan nasi putih dan goreng garam (Garam yang digoreng dengan irisan cabai dan bawang). Bagi mereka meski makan hanya seadanya tidak pernah merasa kecewa bahkan mereka sangat menyadari jika untuk membeli beras saja kedua orangtuanya harus bersusah payah. Tidak jarang sang ayah harus hutang beras ke toko Cina yang sangat dikenal dan mempercayainya, Encim Eler namanya. 

Kini perut sudah terisi, sejak tadi ibunya tidak nampak di hadapan kedua anak itu. Manto mencari keberadaan ibunya. Saat menyibakkan gorden pintu kamar didapati ibu Amisah sedang tertidur. Yani, kakaknya memberi isyarat lambaian tangan memanggil, segera saja Manto menghampirinya. "Ibu tadi pesan minta dibangunkan saat menjelang asar". Sangat sering ibu Amisah tidak nampak ikut makan saat anak-anaknya makan bahkan pernah satu ketika ia berbohong kepada anak-anaknya kalau ia sudah makan. Rasa sayang kepada anak-anaknya begitu besar sehingga sering kali ia melakukannya agar anak-anaknya tenang. 

Ilustrasi memasak saat pesta
Ibu Amisah memang sosok ibu tua yang tidak pernah merasa lelah, jika ada tetangga yang memintanya untuk membantu memasak di sebuah pesta pernikahan atau khitan ia sangat ringan tangan. Ia tidak memikirkan apakah diberi upah besar atau kecil hal itu bukan menjadi tujuan, baginya dapat membantu saja sudah cukup.

Jumat, 03 Desember 2021

KAMPUNG TELUK ANGSA (N)


Ilustrasi sawah kampung Teluk Angsa
Bekasi,  2 November 2021

Oleh Surmanto Adam

Langit  cerah berawan, angin dingin sesekali berhembus perlahan, ranting-ranting genit seakan melambai bak tarian melayu nan elok penuh gemulai. Kampung Teluk Angsa (n) seakan hanyut terbuai alunan musik alam dari gesekan rerimbunan rumpun-rumpun bambu dan ilalang.  Sawah dan ladang terhampar luas membentang, ya, yang aku tahu kampungku memang sungguh rupawan.

Masih terlintas jelas dalam setiap lamunanku, anak-anak riang bermain setiap matahari mulai terbenam. Biasanya saat masuk masa panen raya anak-anak sibuk membantu orangtua mereka. Ada yang membawa sabit atau parang, membawa ani-ani, dan membawa bakul besar serta beberapa karung untuk membawa hasil panen.

Kampung di seberang sawah adalah Kampung Teluk Angsa Rawa lebih dikenal Kampung Rawa. Sedang di sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Rawa ada sebuah kampung yang memanjang hingga sampai batas rel kereta, Kampung Mede namanya. Entah legenda apa yang menamai kampung masing-masing, namun kalau Kampung Mede yang aku tahu memang terdapat kebun buah mede yang sangat luas dan berbatasn dengan pemakanan kampung.

Aku sangat mengenal dan hapal betul nama-nama anak dari tiga kampong tersebut, bahkan aku begitu akrab dengan mereka dan sering bermain bersama terlebih musim kemarau tiba, anak laki-laki biasa bermain bola bersama di sebuah lapangan desa.

Tak pernah ada perselisihan antar anak kampung dalam kehidupan sehari-hari, sebab memang di desaku ini yang bernama desa Bekasi Jaya rata-rata memiliki sanak family yang tinggal di tiga kampung. Terlebih sekolahku itu satu-satunya sekolah yang muridnya dari ketiga kampung tersebut, SD Negeri Bekasi Jaya namanya.

Ilustrasi anak bermain bola

Saat kemarau selepas asar disetiap Sabtu dan Minggu tempat favorit yang menjadi pertemuan anak-anak dari ketiga kampung adalah lapangan desa. Disana bermain bola paling disukai, anak perempuan biasa bermain di pinggiran sambil memetik bunga liar untuk dirangkai menjadi mahkota. Anak-anak yang lebih kecil senang menangkap belalang, capung, dan kepik. Sesekali jika melihat burung hinggap di dahan yang rendah, mereka kejar walau tidak didapat.

Ilustrasi anak mandi di empang

Bermain bola bagi anak-anak kampung tidak mengenal musim, saat musim hujan pun lebih asyik. Dengan telanjang dada terus saja bermain hingga tubuh bahkan wajah pun penuh lumpur dengan bau yang khas. Asyiknya lagi selepas main tambak ikan milik desa menjadi kolam renang gratisan. Setiba di rumah sudah pasti muka masam dan sedikit oceh ayah bunda jadi buah manis yang harus dirasakan. Ya, besok-besok juga diulangi lagi, tidak ada rasa kapok atau bersalah bagi anak-anak kampung hal itu menjadi lumrah.

Gelak tawa sesekali mewarnai suasana. Kalau ada teman yang tersungkur dan wajahnya penuh lumpur sudah pasti jadi bahan tertawaan. Belum lagi jika tersungkur persis di dekat tumpukan kotoran kerbau, hmmm akan menjadi tawa yang sangat menggelikan. Bagi anak-anak kampung tak pernah terpikir mainan yang mahal asal mengasyikan sudah cukup untuk melepas kejenuhan.

Ilustrasi anak bermain dipinggir sawah


 


Kamis, 02 Desember 2021

Asesmen Nasional di SDN Sumberjaya 05

SD Negeri Sumberjaya 05

Surmanto Adam 

Bekasi, 25 November 2021

Paradigma Asesmen Nasional 2021

Asesmen Nasional tahun 2021 telah terlaksana secara baik. SDN Sumberjaya 05 adalah sekolah yang melaksanakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) secara full online. Dalam menghadapi kegiatan Asesmen Nasional SD Negeri Sumberjaya 05 yang dipimpin oleh Bapak UCI SANUSI, S.Pd., MM. tentu sudah melalui berbagai tahap. 

Tahapan yang dilakukan mulai dari persiapan inprastruktur, pengadaan perangkat yang memadai, penambahan kekuatan jaringan internet hingga 100 MBPS, dan hal-hal lain yang dapat menunjang terselenggaranya kegiatan Asesmen Nasional secara baik. 


Dalam melaksanakan Asesmen Nasional pada SD Negeri Sumberjaya 05, Kepala sekolah selalu menyampaikan hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di lingkungan SD Negeri Sumberjaya 05.

Kepada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan yang berada di lingkungan SD Negeri Sumberjaya 05 beliau menghimbau agar tenaga kependidikan (guru) berperan aktif untuk mengikuti Bimbingan Teknik (BIMTEK) Seri 

Peninjauan kesiapan ANBK oleh Korwas SD
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang diselenggarakan Kementrian Pendidikan Nasional melalui Portal guru belajar yang dapat diakses melalui akun SIMPKB  atau melalui seminar dan workshof yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kab. Bekasi serta bimtek mandiri yang dilaksanakan Pengurus Cabang PGRI Kecamatan Tambun Selatan.

Tujuan AN Bagi SD Negeri Sumberjaya 05

Asesmen ini  dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, sehingga bisa meningkatkan hasil belajar  murid secara utuh. Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan. Asesmen Nasional memberikan perbedaan yang sangat mendasar dengan Ujian Nasional (UN) karena Asesmen Nasional terfokus pada upaya perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan setiap satuan pendidikan. 

"Dengan mengikuti Asesmen Nasional diharapkan SD Negeri Sumberjaya 05 mampu melakukan perubahan secara bertahap yang mengarah pada perbaikan pengelolaan pembelajaran disetiap jenjang kelas.  Perbaikan tersebut dapat berupa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran maupun metode belajar yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di SD Negeri Sumberjaya 05" (Uci Sanusi, S.Pd.,MM.)

Lokasi yang berlokasi di Desa Sumberjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kab. Bekasi merupakan pesrta Asesmen Nasional yang terdaftar dalam Dapodik dan memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20218549 yang valid. SD Negeri Sumberjaya 05 merupakan sekolah yang memiliki jumlah murid 1569 orang terdiri dari 799 murid laki-laki dan 770 orang murid perempuan dengan jumlah pendidik dan tenaga pendidikan  64 orang, maka  tidak mengherankan jika sampai tahun 2021 ini masih merupakan sekolah dasar  yang memiliki jumlah murid terbesar se- Indonesia.

SD Negeri Sumberjaya 05 melaksanakan Asesmen Nasional pada tahun 2021 karena telah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas berdasarkan penetapan pemerintah, pada periode waktu gladi bersih dan pelaksanaan Asesmen Nasional sesuai dengan jadwal pelaksanaan Asesmen Nasional.

Survei lingkungan belajar oleh Kepala sekolah
Lingkup Peserta Asesmen Nasional SD Negeri Sumberjaya 05 

Kepala sekolah , Uci Sanusi, S.Pd., MM. Dalam hal ini  melaksanakan survei ligkungan belajar. 

Peserta didik yang terpilih sebagai sampel dari tiap-tiap kelas sebagaimana terlampi (POS) dalam Petunjuk Operasional Standar ANBK. Peserta didik mengikuti Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan 


Survei Lingkungan Belajar bagi Seluruh Pendidik yang berjumlah 55 orang dilaksanakan pada tanggal 18-20 November 2021.

Pengarahan oleh Bapak Uci Sanusi, S.Pd.,MM.
Pelaksanaan Asesmen Nasional pada SD Negeri Sumberjaya 05 merupakan bentuk tanggung jawab satuan pendidikan terhadap kebijakan Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional sebagai upaya mendukung perubahan iklim pendidikan secara nasional. Pelaksana Asesmen Nasional Berbasis Komputer pada SDN Sumberjaya 05 dibentuk oleh Kepala SD Negeri Sumberjaya 05 Bapak Uci Sanusi, S.Pd.,MM. 


Anggaran Kegiatan Asesmen Nasional

Anggaran pelaksanaan Asesmen Nasional meliputi biaya persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut di tingkat SD Negeri Sumberjaya 05 dianggarkan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP).  

Agenda Kegiatan Pelaksanaan Asesmen Nasional SD Negeri Sumberjaya 05

No

Hari

Tanggal

Kegiatan

1

Jum’at - Minggu

20 – 22 Agustus 2021

Sinkronisasi Simulasi AN Gelombang I

2

Senin – Kamis

23 – 26 Agustus 2021

Simulasi AN Gelombang I

3

Jum’at - Minggu

27 – 29 Agustus 2021

Sinkronisasi Simulasi AN Gelombang II

4

Senin – Selasa

30 – 31 Agustus 2021

Simulasi AN Gelombang II

5

Rabu - Kamis

1 – 2 September 2021

Simulasi AN Gelombang II

17

Senin, Selasa, Kamis, Jum’at

18, 19, 21, 22 Oktober 2021

Simulasi Jenjang SD/MI/Paket A

18

Sabtu – Minggu

23 – 24 Oktober 2021

Sinkronisasi Gladi Bersih AN Jenjang SD/MI/Paket A Gelombang I

19

Senin – Kamis

25 – 28 Oktober 2021

Gladi Bersih AN Jenjang SD/MI/Paket A Gelombang I

20

Jum’at – Minggu

29 – 31 Oktober 2021

Sinkronisasi Gladi Bersih AN SDN Sumberjaya 05 (Gelombang II)

21

Senin – Kamis

1 – 4 November 2021

Gladi Bersih AN Jenjang SD/MI/Paket A Gelombang II

22

Jum’at – Minggu

5 – 7 November 2021

Sinkronisasi AN Jenjang SD/MI/Paket A Gelombang I

No

Hari

Tanggal

Kegiatan

23

Senin – Kamis

8 – 11 November 2021

Pelaksanaan AN Jenjang SD/MI/Paket A Gelombang I

24

Jum’at – Minggu

20   – 23 November 2021

Sinkronisasi AN Jenjang SD/MI/Paket A Gelombang II

25

Senin – Selasa

24 – 25 November 2021

Pelaksanaan AN SDN Sumberjaya 05 (Gelombang II)

             Jadwal Gladibersih AN pada SD Negeri Sumberjaya 05 (Gelombang II)

Hari/Tanggal

Waktu

Jenis Asesmen

Pelaksanaan

Senin – Kamis, 15 – 18  November 2021

08.00 – 10.35

Latihan (60 menit) Literasi Membaca  (75 menit) Survei Karakter (20 menit)

Hari ke-1

13.00 – 15.35

08.00 – 10.00

Latihan (25 menit) Numerasi (75 menit) Survei Lingkungan Belajar (20 menit)

Hari ke-2

13.00 – 15.00


Dalam proses pelaksanaan kegiatan Asesmen Nasional di SD Negeri Sumberjaya 05 pun tidak terlepas dari beberapa kendala. Kendala itu meliputi lambatnya koneksi jaringan internet dari pusat pada sesi latihan pertama dan kedua sehingga pelaksanaan latihan tidak dapat berjalan tepat waktu.

Pada pelaksanaan gladi bersih pelaksanaan Asesmen Nasional di SD Negeri Sumberjaya 05 pun mengalami kendala yang sama sehingga terjadi proses loding yang cukup lama. Berbeda dengan kegiatan uji boba dan gladi bersih, Alhamdulillah pada sesi pelaksanaan Asesmen Nasional tahun 2021 tidak mengalami kendala dan siswa dapat melaksanakan kegiatanAsesmen Nasional dengan tepat pada waktunya.

 Penutup


Penyerahan tanda terima kasih begi siswa peserta ANBK 
Asesmen Nasional merupakan upaya pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional melalui ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer).

Asesmen Nasional tidak menentukan aspek kognitif siswa namun lebih pada penilaian pada mutu penyelenggaraan pendidikan sekolah. Mutu satuan pendidikan tersebut dapat terlihat dari hasil belajar siswa secara mendasar seperti literasi, numerasi dan karakter serta kualitas sebuah proses belajar mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.

SD Negeri Sumberjaya 05 merupakan salah satu peserta Asesmen Nasional berupaya untuk mendukung pelaksanaan ANBK guna mensukseskan program pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Untuk menunjang pelaksanaan ANBK SDN Sumberjaya 05 telah melakukan berbagai persiapan baik secara materi dan non materi. Persiapan dan kesiapan pelaksanan ANBK pada SDN Sumberjaya 05 disusun pada POS ANBK ini.

Pada akhirnya kami mengharapkan dukungan, saran dan kritik yang bersifat konstruktif guna mensukseskan pelaksanaan ANBK di SD Negeri Sumberjaya 05 sebagai evaluasi untuk perbaikan pelaksanaan ANBK selanjutnya.  

Poto bersama usai kegiatan Asesmen Nasional tahun2021

Pengawas, guru dan peserta usai kegiatan ANBK hari kedua

Bapak Uci Sanusi, S.Pd.,MM. bersama panitia inti ANBK Sekolah


Doa bersama oleh Bapak Uci Sanusi, S.Pd.,MM.

RELEVANSI In House Training (IHT) KURIKULUM MERDEKA TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GURU

Oleh S. Adam Abu Tsaqif Bekasi, 3 Agustus 2023           Cikal bakal Kurikulum Merdeka diawali dengan adanya Kurikulum Darurat sebagai upa...