Kamis, 29 Oktober 2020

SRIKANDI BERJIWA BERDIKARI

Resume_11
Oleh Surmanto Adam

Sebagai guru sebenarnya memiliki peluang besar untuk menjadi pengusaha, sebab bangsa pasar yang dihadapi sangatlah banyak. Mulai dari murid, orang tua murid, teman sejawat atau seprofesi, dan banyak lagi yang lainnya. Semua bangsa pasar itu dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Kalau diperhatikan bu Betti Risnalenni juga bukan pedagang-pedagang amat, hanya saja semua dilakukan karena adanya kesempatan. Terkadang kalau sedang senggang beliau selalu berpikir apa yang dapat dijual, apa yang dibeli orang dan apa yang diperlukan orang. Terkadang kalau saat kurang beruntung beliau merasa senang saja dan ini sebenarnya dalam teori berdagang tidak dibenarkan. Demikian Ibu Betti Risnalenni memberikan gambaran awal saat berbagi pengalaman pada peserta belajar menulis online asuhan Om Jay. 

Perbincangan hangat mengalir begitu saja. Bu Betti, berbicara tentang pengalaman menjadi seorang guru sekali gus seorang wirausaha yang merintis dari sekedar mengisi waktu saat tidak mengajar. Dengan bahasa yang terkesan  santai  beliau menuturkan pengalamannya menjadi seorang wirausaha yang sebetulan ilmu-ilmu kewirausahaan baru ia dapatkan belum lama namun pada praktiknya sudah beliau jalannkan. 

Berawal dari menjalankan kursus aritmatika tahun 1996 kemudian menulis tentang aritmatika dan memasarkannya sendiri melalui berbagai pelatihan hingga memiliki 24 cabang di  Bekasi pada tahun 1998, dan itu belum termasuk yang berada diluar daerah Bekasi. Tahun 2003 beliau merintis sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) dan tahun 2004 mendirikan Sekolah Dasar yang terpenting bagi beliau profit bukan tujuan utama.

Seiring berjalannya waktu dan usia mulai bertambah beliau mulai membuka kedai di samping rumah. Dimasa pandemi seperti ini usaha beliau memang mengalami kemacetan artinya omset yang didapat tidaklah sebesar sebelum pandemi covid-19. Dengan adanya perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah terhadap UMKM melalui penyelenggaraan pelatihan secara gratis tentu menjadi angin segar. Buah dari kegigihan beliau untuk melakukan terobosan melalui berbagai pelatihan produk olahan beliau mendapat ijin PIRT dan bersertifikat halal. Sungguh ini menurut saya capaian yang luar biasa.

Pertanyaan yang mendasar datang dari pengasuh kelas (Om Jay) tentang apa yang membuat ketertarikan bu Betti untuk membuka usaha sendiri yaitu usaha sendiri dapat disesuaikan dengan ide dan keinginan sendiri. Ide dan keinginan sendiri akan berhasil jika dilakukan dengan kerja keras kita sendiri. Lingkungan kerja yang diciptakan beliau sangat menyenangkan tak ada kesan formil dalam menjalankan usaha bahkan seakan mereka semua bagian dari keluarga. Perselisihan dan perbedaan pendapat terselesaikan tanpa ada yang tersakiti.


Setiap usaha baru tentu mengalami berbagai ujian tidak jarang mengalami kerugian namun itu bukan suatu yang perlu dihindari, bahkan semua itu menjadi pembelajaran bagi diri beliau. Hal yang pernah beliau alami yaitu tahun 2003 saat memulai mendirikan sekolah melalui kerjasama dengan salah satu cabang aritmatika yang hanya berumur tiga bulan.

Kini dengan adanya sekolah tentu kenalan dan relasi beliau pun bertambah, hal ini memiliki peluang bagi beliau untuk mengembangkan usaha. Kini yang terpenting adalah bagaimana kita mampu memenejemen waktu sebaik mungkin antara menjadi bagian keluarga, mengajar dan berwirausaha. Menjadi guru juga harus kaya, sebab jika guru sudah kaya maka dalam mengajar akan selalu totalitas dan fokus.

Bu Betti Risnalenni merupakan sosok yang sederhana jauh dari kesan sombong meski dirinya memiliki kelebihan talenta bahkan telah melahirkan  orang-orang hebat dari buah kegigihannya saat mengajar. Untuk menunjang aktifitas beliau dan tetap exsis dalam dunia literasi beliau mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Insan Kamil dan Kartini Kreatif bahkan beliau salah satu pengurus GLN Gareulis Jabar.

Closing resume kali ini kita belajar banyak dari sosok srikandi sederhana namun memiliki jiwa berdikari  sejati yakni Ibu Betti Risnalenni. Jangan pernah puas dengan apa yang sudah kita capai, teruslah menggali dan mengembangkan kompetensi yang masih terpendam. Sejatinya guru adalah jiwa dan pikirannya selalu bergerak. Berpikir produktif untuk menjadi lebih baik tanpa mengurangi sedikitpun tanggung jawab yang telah disematkan.

Semoga resume ini bermanfaat bagi kita semua, tetap semangat dalam menjalani hidup. Sebab takdir bukan untuk berpasrah namun perlu perubahan, sebagaimana Allah menyampaikan bahwa IA tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak mau merubahnya.





 

22 komentar:

  1. Suka kalimat penutupnya, mantap Pak...

    BalasHapus
  2. Baarokallah...keren..
    tapi kata sekali gus, bisa kan kalau di gabungkan...

    BalasHapus
  3. Pembuka dan penutupnya mantap, Abi! Tinggal perbaikan minor di penulisan saja. Tabik. 🙏

    BalasHapus
  4. Teaume lengkap, tampilan blog menarik dan ada motivasi juga buat para pembacanya

    BalasHapus
  5. Tampilannya bagus, resumenya juga lengkap, di tunggu kunjungan ke rumah

    BalasHapus
  6. Waduh.... Kalinat2nta bersatu padu dg lembut. Saya suka pilihan kata2nya... Pintar

    BalasHapus
  7. Desainnya bagus, penyusunan paragraf dan foto-fotonya juga bagus. Sukses terus ya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih pak ketua, sukses juga buat bapak Rizky KR

      Hapus

RELEVANSI In House Training (IHT) KURIKULUM MERDEKA TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GURU

Oleh S. Adam Abu Tsaqif Bekasi, 3 Agustus 2023           Cikal bakal Kurikulum Merdeka diawali dengan adanya Kurikulum Darurat sebagai upa...