Kamis, 19 November 2020

Menilik Kisah Inspiratif Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd.

Oleh Surmanto Adam

Alihkan Fokus

Sebagian orang cukup puas dengan apa yang sudah diraihnya, meski itu keburukan sekalipun. “Ah. saya sih terima saja lah, toh sudah nasib saya kok begini!” atau “Sudah terima saja, toh memang sudah nasibmu begitu!” dan masih ada banyak ungkapan yang menunjukan kepasrahan tanpa melalukan perbaikan sedikitpun. Jika ini dibiarkan tentu akan kurang baik bagi dirinya bahkan bisa saja penyakit ini menjamur pada orang lain.

Nasib sering kali dikonotasikan pada sebuah keburukan, kegagalan atau bentuk negative dan kesialan yang telah diusahakan. Artinya ketika seseorang sudah melakukan usaha namun kurang mendapat hasil yang diinginkan. Contoh, “Sudah nasibmu gagal menikah dengan si Fulan!” 

Sementara takdir sesuatu yang tidak dapat diterka atau direncanakan sama sekali karena itu rencana Tuhan. Jadi kalau dilihat konsep ini seakan nasib cenderung pada kegagalan sedang takdir cenderung pada kebahagiaan.  Bahasa takdir cenderung lebih halus dibanding nasib, namun tidak jarang pula orang kecewa dianggapnya takdir. Misal saat masih muda memiliki cita-cita menjadi seorang dokter namun saat dewasa ia menjadi seorang guru, lantas yang dikatakannya “Memang sudah takdir saya menjadi guru”. Dalam konteks ini maka takdir menjadi bentuk ungkapan kepasrahan.

Sejak 50.000 tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi, setiap menusia yang lahir sudah ditentukan rizki, jodoh dan kematiannya. ini yang disebut dengan takdir azali. Pada prinsipnya kita tidak boleh menyerah dengan keadaan yang terjadi. Usaha dan kerja keras dengan diiringi doa adalah suatu keharusan. Doa, dan tetap tawakal atas kehendak Allah menjadi sarana motivasi untuk meraih kesuksesan.

Sekedar berbagi pengalaman selepas tahun 2008 saya orang yang sering mendengar tidak akan ada pengangkatan CPNS, bahkan ditawari untuk memberi sesuatu agar menjadi CPNS pun saya pernah. Namun semua dapat saya jawab di tahun 2014 lulusnya saya dari tes CPNS bahkan kesuksesan lain mengiringi karier saya menjadi peserta Pra Jabatan terbaik satu dan lulus ujian PLPG. Maka berpikir fokus pada apa yang ingin diraih hingga dan yakinlah dengan apa yang akan diharapkan.

Bergabung dalam satu komunitas positif merupakan salah satu bentuk pengembangan diri dan mengeksplore kompetensi kita. Komunitas tersebut bisa saja seperti WhatsApp Grup Belajar Menulis atau grup lain yang mampu membuat kita termotivasi untuk melakukan perubahan positif. Setiap kita yang bergabung disini punya harapan yang ingin dicapai. Dan harapan itu tentu berbeda-beda tergantung untuk apa kita mengikuti sebuah grup kreatif dan edukatif tersebut. Bahkan semua itu tergantung seberapa besar ekspetasi yang dimiliki seseorang.

Mengubah Ekspektasi Menjadi Prestasi

Mengutip perkataan Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd. “Ekspektasi tak seindah kenyataan, tidak selalu sama dengan realita”, begitu beliau menuturkan. Kondisi tersebut kemudian menjadi inspirasi beliau sehingga dapat menuliskan buku ke-2 yang diterbitkan pada tahun 2019.

Ya, betul dengan apa yang disampaikan bahwa dalam hal menulis, harapan terbesar kita adalah mampu merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf menarik yang terus berangkai menjadi bab demi bab hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Berikut profil singkat beliau: 

Sekilas, menulis merupakan hal yang sangat mudah. Logikanya bukankah kita sudah sering menulis sejak kecil? Tutur beliau. 

Beliau menyampaikan, ketika kemampuan menulis tersebut disandingkan dengan ekspektasi sebuah karya yang bernilai bagi orang lain muncullah masalah besar, diantaranya :

1. Bagaimana memulai sebuah tulisan?
2. Apa ide / topik yang harus kita tulis?
3. Apakah tulisan saya menarik?,

Buku Karya  Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd.
Butuh proses untuk berjuang. Tentu banyak hambatan yang mengiringi baik datang dalam diri sendiri maupun dari lingkungan kita. Beliau menyampaikan bahwa sebenarnya, tantangan menulis terbesar itu ada pada diri kita sendiri. Yaitu mood dan kemauan alias niat. Oleh karena itu untuk mengubah ekspektasi menjadi prestasi kita harus berubah. 

Dua hal penting yang harus kita ubah, yaitu mindset dan passion. Mindset adalah cara pikir tentang sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Sementara passion adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa bosan. Kedua hal ini di bahas secara detail dalam buku beliau yang ketiga, hasil kolaborasi bersama Prof. Eko Indrajit di terima dan diterbitkan oleh Penerbit Andi.

Beliau berjuang membangun tekad dan keyakinan yang kuat untuk mencapai realitas. 
Terkadang beliau juga harus nekat mengambil keputusan yang jika dipikir dengan akal sehat pencapaiannya sangat mustahil. Beliau selalu berusaha konsisten terhadap ekspektasi yang sudah susah payah  beliau bangun. Pantang mundur jika kaki sudah melangkah. 

Berbagi Pengalaman

Beliau berbagi cerita, saat menerima tantangan Prof. Eko untuk menulis buku dalam seminggu, ada sejuta keraguan yang menyelimuti hati dan pikiran beliau.  Berbagai pemikiran negatif menghantui, namun berkat kenekatan, dibarengi niat, tekad, serta konsistensi yang kuat akhirnya ekspektasi beliau berubah menjadi sebuah prestasi. 

Saat Pak Joko mengumumkan bahwa tulisan beliau lolos tanpa revisi, beliau seolah tak percaya.Tidak pernah menyangka bahwa tulisannya yang menurut penilaian beliau hanyalah tulisan biasa saja ternyata memiliki takdir luar biasa.

Dari pengalaman ini beliau belajar beberapa hal dalam menulis:

“Tulislah apa yang ingin kita tulis. Menulislah apa adanya, tanpa beban, dan tekanan”. 

“Jadikan menulis sebagai suatu kebutuhan. Menulislah hingga tuntas, jangan memikirkan editing”. “Menulis jangan terlalu lama!” 
“Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karena yang akan menilai adalah pembaca”

Kendala Saat Menulis

Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd. menyampaikan: Biasanya, kendala di awal kita menulis adalah bingung mencari ide. Tidak tahu apa yang akan kita tulis. Untuk mengatasinya, marilah kita mulai menuliskan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Mis: tentang hobi memasak, kegiatan sehari-hari, atau tingkah lucu anak-anak kita. Tuliskan apa saja yang terlintas dalam pikiran. tidak perlu kita memikirkan tata bahasa, ejaan dan lain ssebagainya. Setiap kalimat yang terlintas segera ditulis. 

Beliau biasanya menulis di hand phone. kadang saat tidak hand phone pegang ,  menuliskan di benda apa saja yang beliau temui. Pernah beliau nulisnya di telapak tangan, pernah juga di paha.

Hal yang paling sulit untuk memenuhi ekspektasi menulis adalah ketika kita tidak punya hobi menulis. Kata orang hanya "Iseng-iseng" atau ikut-ikutan. Tidak masalah, jika kita tidak memiliki hobi, bukankah rasa iseng jika terus dilatih bisa menjadi suatu keterampilan?

Beliau menyampaikan kalau beliau termasuk orang yang menulis tergantung mood. Itu sangat berat beliau rasakan ketika menerima tantangan Prof. Eko.  Rasanya bulan dan matahari berpindah tempat. Disaat seperti itulah beliau menguatkan tekad dan niat untuk mencapai realitas. Jadi, menulis itu adalah sebuah perjuangan untuk melawan semua tantangan yang menggoyahkan niat. Mantap....

Tuntas menjadi hal yang harus diperhatikan dalam menulis Menulislah hingga tuntas. Jangan sering menengok halaman yang sudah kita tulis, karena itu merupakan salah satu godaan yang membuat kita berpikir 1.000 kali tentang apa yang sudah kita tulis. kita akan berpikir untuk edit dan edit lagi. akhirnya tulisan kita tidak tuntas.

Penutup 

Sebagai kesimpulan beliau menyampaikan : Menulis merupakan suatu tantangan antara harapan dan kenyataan. Ekspektasi dalam menulis harus terus kita perjuangkan dengan niat, tekad, nekad dan konsisten. Realitas berupa prestasi adalah buah dari perjuangan. Maka berjuanglah menuntaskan karyamu, agar jejak yang ditinggal bermanfaat bagi generasi setelah kita. 

Salam Literasi!

 

 Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd.

 

Senin, 16 November 2020

ATASI MATI GAYA SAAT MENULIS

Resume_16
Oleh Surmanto Adam

Mati Gaya Saat Menulis.

Mengejar materi yang tertinggal pada komunitas Belajar Menulis Gelombang 16 sungguh melelahkan, terlebih sudah empat pertemuan aku tidak dapat membuka pesan-pesan yang tersebar dibeberapa grup komunitas para penulis dan blogger. Hampir 1600an pesan yang tidak aku buka, tentu beberapa pesan penting telah tertelan pesan-pesan lain yang bersifat obrolan antar anggota grup.

Perasaan yang tidak tidak menentu mengelayuti ruang benakku. Rasanya ingin kusudahi saja kegiatan belajarku sampai disini tanpa ada hasil yang signifikan yang aku miliki. Semakin hari aku mengejar materi dari beberapa narasumber seakan semakin jauh aku tertinggal.

Disela kegamangan yang aku rasakan jujur aku mulai merasa kesulitan dari mana aku memulai semua ini. Taka da yang dapat aku jadikan sumber inspirasi, dan tak ada yang dapat aku tuangkan pada blogku kali ini. Aku hanya memandangi gawai yang semakin hari semakin bertambah saja chat pada media sosial WhatsApp. Sampai pada satu ketika sahabatku yang selalu memotivasi dan menguatkan agar aku tidak patah arang. “Ayo semangat!” begitulah ia mengingatkanku. Seketika gairah menulisku pun mulai kembali bangkit dari mati suri.

“MATI GAYA”, mungkin ini yang aku rasakan saat ingin memulai menulis seakan buntu dan terbentur benteng yang kokoh. Hingga aku dipertemukan melalui media sosial WhatsApp pada orang-orang yang memiliki daya kenyal terhadap benturan yang kuat sekalipun. Bukan suatu kebetulan jika kita dipertemukan orang semacam itu, tetapi semua sudah diatur oleh yang memiliki kekuasaan untuk mengatur (Allah Swt) itulah yang disebut qadarallah.

Mengenai materi pada pelatihan kali ini, ibu Ditta Widya Utami, S.Pd, dengan dipandu ibu Kanjeung pun memulai prolog yang tidak jauh berbeda dengan apa yang aku rasakan. Dalam berbagi pengalaman dan tips dalam menulis dan menerbitkan buku Ibu Ditta, mengawali materi dengan pertanyaan "Bagaimana Memulai Menulis".

Berbeda dengan yang lain ibu Ditta memang dari sejak kecil senang menulis dan jadi penulis. Betul apa yang sampaikan oleh beliau bahwa  ketika harus menulis buku atau menulis di blog, rasanya seperti seorang pelari yang tiba-tiba menghantam dinding tebal. Bagai petinju yang tiba-tiba KO. Atau pecatur yang langsung skakmat. Entah apa yang terjadi, seolah semua ide lenyap begitu saja. Tangan tiba-tiba sulit menulis, bahkan lidah terasa kelu.

Kiat-kiat Menghadapi Kebuntuan Dalam Menulis.


Ada beberapa tips yang pernah beliau lakukan saat mengalami hal demikian, diantaranya :
1. Ikut kelas menulis
2. Ikut komunitas menulis
3. Ikut lomba menulis
4. Menulis apa saja yang ada di sekitar/dalam keseharian kita
5. Menulis apa saja yang kita suka

Dari lima tips yang diberikan itu sebenarnya hanya satu yang tidak aku lakukan yaitu ikut lomba menulis. Untuk tips yang satu ini aku harus berpikir dahulu, sebab jujur aku merasa perlu banyak belajar dan memahami gaya menulisku yang lebih doinan.

Era 4.0 Memudahkan Kita Dalam Menulis

Sejak SMP aku sudah suka menulis, hal ini dipicu kebiasaan kakak tertuaku (kini telah tiada) sangat mahir menulis banyaknya kata mutiara. Di masa SMP aku suka saling tukar-menukar buku diary ini tentu banyak dialami anak dimasa sebelum tahun 1980. Dari pengalaman itu mempengaruhi gaya menulisku yang kadang melankolis gitu sih. Mungkin karena awalnya sering membaca kata-kaa mutiara. Sedangkan dalam hal membaca sejak Sekolah Dasar suka sekali membaca komik Hans Christian Andersen, Tatang S. Armin Tanjung, dan banyak lagi sayang aku sudah banyak lupa nih. Pada masa itu pokonya komik menjadi bacaan yang sangat menarik bahkan menjadi masa keemasan dijamannya.

Kini zaman pun sudah berubah banyak sarana aplikasi untuk membaca dan menulis, terlebih saat situasi pandemic sekarang ini. Era 4.0 memudahkan kita untuk melakukan aktifitas batasan ruang dan waktu. Saat ini menulis dapat dilakukan pada blog yang kita miliki. Buku harian, HP/laptop atau platform menulis online seperti wattpad dan storial dapat menjadi sarana menulis. Bahkan media sosial WhatsApp, Telegram, facebook, Instagram dan lainnya pun dapat menjadi sarana menulis. "Menulis dimana saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus dibuat dalam sehari, seminggu, sebulan, dst". demikian ungkapan yang beliau sampaikan.

Terbitkan buku

Hasil menulis pada blog, jurnal harian atau pada draf-draf yang ada di computer atau leptop menurut beliau dapat menjadi kumpulan tulisan. Bahkan apa yang kita torehkan bisa saja menjadi sebuah buku yang layak untuk diterbitkan dan mengundang perhatian orang untuk membacanya. Telah terbukti banyak alumni menulis bersama Om Jay mampu menghasilkan karya apiknya.

Mau menulis buku solo atau kolaborasi? beliau memberikan gambaran tentang keduanya. Untuk buku solo, tema dan waktu tentu kita bebas menentukannya dan dateline kapan mau rampungnya. Apakah seminggu, sebulan, bahkan menahun. Proses pengajuan ke penerbit dan yang lainnya harus diurus sendiri.

Adapun menulis bersama atau gotong royong, tulisan yang kita buat harus sesuai tema. Bahkan aturan atau ketentuan serta waktunya pun sesuai yang dijadwalkan. Untuk prosesnya sudah ada yang handle. Begitu pula dengan biaya. Dengan menulis bersama, biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah sebab ditanggung secara bersama-sama. Dalam menulis beliau pernah berkolaborasi di bawah asuhan Bu @Sri Menulis dan Pak @Brian Menulis 

Buku solo pertama tentang kisah anak didik beliau

 Kalimat Motivasi Narasumber: 

 " Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki"

Demikian resumku ini semoga bermanfaat dan tetap semangat.


Buku karya bersama (antologi)


 



 

Sabtu, 14 November 2020

Strategi Pemasaran Buku Di Masa Covid-19

                      
Resume_15
Oleh Surmanto Adam

Gairah Penjualan Buku Saat Pandemi Covid-19

Bicara tentang stategi pemasaran tentu kita akan memahami terlebih dahulu apa itu strategi pemasaran. Yaitu upaya untuk memasarkan suatu produk apakah itu barang atau jasa, menggunakan pola dan taktik tertentu sehingga jumlah penjualan menjadi lebih tinggi. Atau dapat diartikan upaya yang digunakan oleh perusahaan produsen barang atau jasa secara berkesinambungan untuk memenangkan persaingan pasar secara berkesinambungan. 

Jika kata strategi pemasaran dikaitkan dengan buku dan kata pendemi covid-19 tentu akan mengerucut maknanya, yaitu upaya memasarkan buku dengan pola dan taktik tertentu dalam situasi pandemi covid-19. Bagaimana tidak dalam situasi menurunnya daya beli masyarakat akibat menurunnya laju perekonomian suatu bangsa tentu membawa imbas pada sektor perekonomian masyarakat pula. Sehingga situasi ini menyebabkan ketidak berdayaan terhadap daya beli masyarakat. Terlebih pola pikir masyarakat masih menjadikan buku bukan suatu kebutuhan.

Untuk dapat bersaing dalam kancah persaingan dagang yang tidak mudah kita dituntut untuk  memiliki cara, gaya, media, juga keahlian dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. Dengan kemampuan yang kita miliki tentu menjadikan usaha atau bisnis yang digeluti akan mampu bertahan.

Kembali pada komunitas belajar menulis gelombang 16 asuhan Om Jay, kali ini dengan dipandu Bapak Rizky Kurnia Rahman menghadirkan seorang narasumber berpengalaman yaitu Bapak Agustinus Subardana, S.E.,M.M.,COS. 

Seperti biasa pemandu acara, mempersilahkan narasumber untuk mengisi materi malam itu. "Tanpa panjang lebar karena panjang dikali lebar sama dengan luas", dengan akrabnya beliau memulai perkuliahan singkat membuka dengan gayanya. Narasumber mengawali materi dengan membahas mengenai apa itu buku dan ragam terbitan buku. Beliau menandaskan
  bahwa buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan, sarana utama pembelajaran dan sarana  penyampaian informasi.  

Dalam sebuah aktivitas belajar tentu kita akan memerlukan buku. Bahkan pada kegiatan literasi sekolah untuk mempersiapkan generasi muda kita memerlukan buku. Untuk melahirkan generasi  yang cerdas dengan minat baca yang tinggi, mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan serta mampu bertindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini buku menjadi faktor utama.

Beliau menyampaikan bahwa pemerintah selalu menduung budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku dengan mengalokasikan anggaran pengadaan buku-buku nonteks. Bentuk dukungan pemerintah ini tentu akan  menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.

Beliau menggambarkan bahwa perkembangan industri penerbitan buku dipicu oleh alasan keuntungan (profit margin) yang relatif besar dibandingkan industri lainnya khususnya barang konsumsi.  Saat ini sekurang-kurangnya terdapat 1328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak aktive lagi.

Wabah Virus Corona 2019 (Covid-19)

Pandemi covid-19 yang dikenal corona virus mampu melumpuhkan banyak sektor, tidak hanya pada sektor perekonomian tapi dunia pendidikan pun mengalaminya, termasuk pada penerbitan buku seperti menurunnya pendapatan dan terganggunya kegiatan usaha bagi pelaku usaha.

Pandemi covid-19 berpengaruh pada penjualan buku yang sangat dirasakan betul bagi para pelaku usaha bidang penerbitan buku, diantaranya: pertama jaringan buku sebagian besar tutup, masih adanya kekhawatiran rapa pengunjung akan terpapar covid-19 sehingga pengunjung sepi. ketiga penurunan omset, keempat mengurangi distribusi buku ke toko buku, kelima beberapa Dari peristiwa ini banyak penerbit gulung tikar. Saat ini penawaran buku langsung ke lembaga pendidikan dihentikan, sehingga hampir seluruh instansi baik instansi umum maupun lembaga pendidikan mengurangi pembelian buku.

Oleh karena itu beliau menyampaikan untuk mempertahankan Industri Penerbitan Buku agar tetap hidup dan dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal diperlu  strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor antara lain:
1. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.

Dalam menjalankan bisnis penerbitan buku masuk dalam faktor keduanya yaitu faktor mikro dan makro. Dalam ini disebabkan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usia sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 15.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori (kita dapat mengunjunginya di website : www.andipublisher.com ).

Strategi Pemasaran

Dalam menentuka strategi pemasaran buku, terlebih di masa pandemi saat ini tentu tidaklah mudah. Namun untuk memulai pemasaran buku dengan jangkauan cukup luas perlu strategi khusus. Sebagai Direktur Pemasaran bapak Agustinus Subardana membuat Strategi Pemasaran sebagai berikut: 

A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara (On Line )

1. Pentingnya Transformasi Digital 

Pandemi covid-19 mampu mengubah tatanan kehidupan dunia menuju era Low Touch Economy. dengan ditandainya interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch. Keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri, terutama sektor Industri Perbukuan. 

Untuk tetap dapat melayani konsumen secara cepat maka digunakan strateginya Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku. Media Online yang dapat kita gunakan untuk promosi dan penjualan buku yaitu lewat telepon, WhatsApp, sms, email, telegram, facebook, Instragram, youtube, dan yang lainnya. Team pemasaran On line penerbit ANDI Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya/online.

2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas

Penjualan lewat komunitas  akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.

Untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih tepat tentu memerlukan strategi yang tepat. Strategi lain yang dijalankan Penerbit ANDI seperti mengadakan aktifitas pemarasan lewat komunitas dengan mengadakan webinar lewat link  Zoom, Live Youtube TV. ANDI, dengan tema – tema yang menarik.

Strategi pemasaran buku serangan Darat (OF LINE )

Penerbit Andi telah mempunyai 42 cabang di kota dari Aceh sampai dengan Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut. Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju, antara lain :

1. Toko Buku 

Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern (Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store dan TogaMas Books Store), Toko Buku Semi Modern ( mengunakan sistem administasi penjualan per toko), dan Toko Buku Tradisional (sistem transaksinya masih manual). 

2. Directselling / kunjungan langsung 

Pemasaran Buku melalui Directselling ini kita petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan. Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :

👉 Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP,         SMA, SMK).
👉 Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah
👉 Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum

3.  Melakukan Event – Event 

Untuk melakukan strategi pemasaran tidaklah cukup hanya melakukan satu atau dua trategi saja, namun kita dapat melakukan beberapa cara lain seperti aktive dalam melakukan event-event. Beberapa event yang dapat dilakukan penerbit seperti event Pameran buku, dalam seminar, workshop, Tryout, dan sebagainya.

 Penutup

Sebagai penutup “Tenaga pemasaran buku sangat bangga sebagai ujung tombak dalam menyebarluaskan karya – karya tulisan ilmu pengetahuan yang sangat berdampak sekali melalui jalur non formal ikut serta dalam  mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia”. Maka dari itu menulis adalah berjuang, penulis adalah pahlawan yang akan dikenang selama–lamanya. Lembaran karya merupakan medan pertempuran, Pena adalah senjatanya.

 

Semoga bermanfaat,

 

 

 

Minggu, 08 November 2020

Semangat Mengisi Ruang Aksara

 

Resume_14
Oleh Surmanto Adam

Kembali  Pada Kampung Halaman

Sudah empat hari imajinasi aksaraku terhenti. Hari ini tunai sudah tugas bersama orang-orang hebat dalam sebuah Pembahasan Praktik Baik Pelaksanaan Belajar Dari Rumah. Sejak  Selasa, 3 Nopember 2020 sampai Jumat, 6 Nopember 2020  tinggalkan rumah aksaraku. Kerinduan pada komunitas menulisku pun semakin kuat. D'Anaya Hotel Bogor telah menjadikan aku dan para sahabat hebat sebagai bagian dari sejarah untuk menjadi Pembahas yang ditugaskan Direktorat SD KEMDIKBUD.

Jumat, 6 Nopember 2020 kutinggalkan D'Anaya dengan berbagai cerita bahagia. Bahkan  ada terselip  kelucuan pun di sana. Berbaur cerita dari berbagai warna diantara budaya para sang hebat. Empat hari itu kini telah berlalu mereka kembali pada ke sudut-sudut kampung dan kota tempat mereka berasal. Saling melempar senyum bahagia melepas simpul ikatan tugas negara yang telah teramanahkan untuk pulang kembali pada keluarga.

Mengisi Ruang Aksaraku

Kerinduan pada sahabat yang biasa saling menyapa dengan berbagai gaya bahasa menjadi alasanku membuka kembali ruang aksara ini. Tak ingin ribuan kata yang telah tumbuh dalam ruang aksaraku berakhir mati suri. Sahabat lama semakin asyik bermain kata pada setiap dinding literasi. Sedang pada sisi lain Om Jay, sang ayah selalu setia menanti dan berbagi asa pada setiap anak-anaknya yang haus akan tetesan kesegaran berkosa kata. Ya, Terlalu lama aku tinggalkan ruang aksaraku kelas menulis gelombang 16.

Di ruang ini banyak kisah inspiratif yang tertuliskan bahkan tak jarang kalimat motivasi terlontar dari setiap insan literat. Berbagai macam gaya dan logat ada pada ruang yang nampak kecil ini. Sesungguhnya keluasan dan kebermaknaan tersirat dari setiap hurup dan kata bijak. 

Mas Edi S. Mulyanta (Manajer Operasional Penerbit Andi), hadir bertamu pada ruang ini sekedar berbagi pengalaman pada pejuang literasi. Meski hanya pada sebuah blog kecil dan sederhana, beliau tidak sungkan-sungkan memberikan apa yang memang dimilikinya. Termasuk berbagi tentang trend koten buku yang tersebar di pasar dan memberikan resume tema yang sedang ramai dan menarik diperbincangkan di pasaran.

Mengenal Lebih Dekat

Sebelumnya perlu kenal dahulu siapa sih Bapak Edi S. Mulyanta? Jabatan beliau Operasional Penerbitan ANDI Offset merupakan kelahiran Jogjakarta, 24 Mei 1969. Memiliki istri Retna G. dikaruniai tiga orang anak Nindita Saheka Ramadhani, Raditya Rizky Duanda kodarallah telah dipanggil Sang Pemilik Alam (Allah SWT), dan Naditya Tertia Alfarizky Hobby beliau Membaca, Menulis, Olah Raga, dan bermain musik. Pendidikan yang telah diselesaikan yaitu : S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994, S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006.

Riwayat Pekerjaan beliau antara lain : 
1. Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000 
2. Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001 
3. Ka. Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2001-2002 
4. Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2002 
5. Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2002 
6. Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2003-2004 
7. Product Development Penerbitan ANDI Jogjakarta 2004-2006 
8. Ka. Biro Penerbitan Buku Umum (PBU) Andi Jogjakarta 2006-2007 
9. Manager Operasional PBU ANDI Jogjakarta 2008 – Sekarang 
10. Founder pasar e-book Perguruan Tinggi (PerTi) http://ebukune.my.id 
11. Founder pasar e-book non PerTi http://bukudigital.my.id 

Karya-karya beliau 
https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao
1. Lebih Mahir dengan Microsoft Word 2019, Membantu Menulis Dokumen, Laporan, Karya Tulis            Ilmiah, Skripsi hingga Buku - 2020 
2. Lebih Kreatif dengan Adobe Photoshop CS4 2008 
3. Corel Draw X4 2008 
4. Teknik Modern Fotografi Digital 2007 
5. Pengolahan Digital Image dengan Photoshop CS3 2007 
6. Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006 
7. Special Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop CS2 2005 
8. Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign CS 2005 
9. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005 
10. Trik & Teknik Profesional CorelDraw 12 2004 
11. Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003

Sebenarnya antara penulis dan penerbit memiliki kerja sama yang tak akan dapat terpisahkan. Bahkan kerja sama antara keduanya akan lebih bermakna dan memilki nilai jual tinggi mana kala saling memberi satu sama lain. Bayangkan jika si penulis memiliki konten dan si penerbit memiliki data yang tersedia di pasaran maka tinggal melakukan link and match antara data histori dan data trend kedepan.

Untuk menghasilkan karya yang mampu terserap oleh pasar tentu antara penulis dan penerbit penting membangun komunikasi. Dalam hal ini tentu penulis memerlukan media untuk menyampaikan maksud dan tujuan menerbitkan buku. Setiap penulis memiliki idealisme masing-masing,  terkadang penerbit secara alamiah akan tersengementasi dalam menelaah materi dan cara menjualnya.

Perlu dipahami Penerbit Andi merupakan penerbit yang diakui oleh pemerintah yaitu IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) dan APTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi) bahkan boleh mengeluarkan ISBN di bawah Perpustakaan Nasional. Kecenderungan IKAPI mencari keuntungan, sedangkan APTI lebih mementingkan kualitas terbitan yang sesuai dengan disiplin ilmu. Silakan kunjungi daftar IKAPI berikut  https://www.ikapi.org/anggota-ikapi/

Hampir lebih dari 1000-an keanggotaan IKAPI, ini akan sulit diamati. Untuk membagi hal tersebut penulis membagi dua istilah yaitu penerbit mayor dan penerbit minor. Penerbit mayor dan minor semakin kentara dalam pemilihan kode nomor ISBN, unuk mempermudah skala produksi masing-masing penerbit. Dan hal ini digunakan oleh lembaga DIKTI untuk memberikan penilaian tersendiri terhadap penerbit.

IKAPI lebih mudah bergerak di pasar, sebab genre terbitannya sangat luar dan mudah diterima oleh berbagai kalangan. Berbeda halnya dengan perguruan tinggi yang terikat oleh Tridarma Perguruan Tinggi. Lalu bagaimana kita mampu mengenal pencirian penerbit mayor dan penerbit minor? yaitu dalam pemilihan kode nomor ISBN, sebagai cara memudahkan skala produksi masing-masing penerbit. Oleh lembaga DIKTI digunakan sebagai penilaian terhadap penerbit.

Wah, baru membaca sebagian saja informasi dari Mas Edi S. Mulyanta sangat menggugah semangatku melanjutkan menulis. Terlebih mengenai langkah-langkah mudah mengenal awal penawaran tentunya membuat proposal penawaran penerbitan. Isi dari proposal tersebut antara lain :
1. Judul utama
2. Sub judul jika memang diperlukan, sekedar memudahkan pencarian tema
3. Outlin lengkap naskah
4. Target pasar sasaran tulisan.
5. Menulis CV untuk mengetahui tingkat kepakaran
Dalam Undang-undang perbukuan tahapan ini telah dibuat aturannya, sehingga setiap penerbit dapat terstandarisasi.

Kunci Sukses Ketertarikan Penerbit

Tidak hanya satu atau dua biasanya para penulis menganggap dirinya masih pemula. Kita mengenal sosok Andrea Hirata saat memasukan naskahnya ke penerbit tentu resah, bahkan naskah Adrea Hirata ditolak. Jadi dapat kita bayangkan catatan tulisan Andrea Hirata yang fenomenal Pra Laskar Pelangi tidak ada jejak sama sekali. Bagaimana penerbit bakal yakin kalau tulisan tersebut bakal meledak. Buku bestseller di Indonesia biasanya terjadi karena blessing atau karunia bukan karena. Jadi kesempatan bestseller tertuang karena by desing. 

Terkadang kita hanya fokus pada satu penerbit, pada hal sebenarnya masih banyak penerbit yang menunggu naskah yang mampu meledak di pasaran. "Wah, mau dong!" mungkin suatu saat tulisanku akan menjadi bestseller. Situasi saat ini memang menjadi tantangan tersendiri. Pandemi covid-19 banyak penerbit lambat merespon dan lambat pula dalam memproses naskah. Kesabaran menunggu situasi kembali normal tentu mengharuskan kita lebih tertantang untuk melahirkan karya terbaik, dengan demikian pasar buku akan ke,bali bergairah.

Dalam usaha mencari atau membuat ketertarikan endorsment tokoh terkenal saat tidak memiliki informasi atau hubungan yang dapat mempertemukan maka perlu materi awal. Tidak harus cover, bisa saja kita mengirim terlebih dahulu pada endorsment. Ya, akan lebih mudah jika pada lini bagian yang dikuasai sesuai dengan lingkungan pekerjaan.

Merupakan kebanggaan tersendiri jika dari 500 judul buku  pertahun yang diterbitkan oleh Penerbit Andi ada satu judul milikku, semoga ini bukan hayalan belaka. Apa lagi kalau buku karyaku kelak ber ISBN, ini tentu sangat membantu kinerjaku sebagai PNS.

Simpulan

Setiap penerbit tentu memerlukan informasi yang lengkap tentang materi yang akan ditawarkan kepadanya. Dengan penjelasan yang cukup tentu akan mampu meyakinkan apakah naskah yang ditawarkan itu layak untuk dibaca dan dikonsumsi oleh banyak orang. Tanpa clue petunjuk yang memadai dari penulis, dikhawatirkan penerbit salah dalam mengambil keputusan. Rasanya aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk dikenal oleh calon pembaca yang menunggu tulisan-tulisanku yang mencerahkan dan hadir disetiap masa.

Salam Literasi, Semoga bermanfaat.



Selasa, 03 November 2020

MENJADI PEJUANG

Resume_13
Oleh Surmanto Adam

Persiapan Penugasa Praktik Baik Pelaksanaan BDR  

Si Black kuda besi tuaku melaju sedikit kencang. Waktu memang sudah agak siang, perjalanan menuju tempat aku bertugas SDN Sumberjaya 05 sekitar tiga kilometer. Biasanya kurang dari 30 menit waktu tempuh perjalanan, itupun melalui jalan kampung. Jika melalui jalan utama 15 menit lebih lambat dan ini belum ditambah macet di beberapa titik. 

Dalam masa pandemi kegiatan belajar dilaksanakan dari rumah (BDR), di jalan utama nyaris tidak ada kemacetan. Wajar Kecamatan Tambun Selatan merupakan wilayah terbanyak jumlah peserta didiknya. Di tahun 2015 saja jumlah peserta didik sekitar 46.389 siswa . Mereka tersebar di sekolah swasta sebanyak 10.968 siswa dan di sekolah negeri sebanyak 35.421 siswa. Sedangkan data Direktorat Jendral Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah tahun 2020 terjadi kenaikan menjadi 94.636. Bisa dibayangkan jika situasi kembali normal. Hal ini belum ditambah rata-rata masyarakatnya bekerja di luar Kecamatan Tambun Selatan. Tentu kemacetan akan nampak pada jam-jam tertentu.

Di masa pandemi covid-19 saat ini situasi memang belum dapat berjalan normal, meski Kabupaten Bekasi keluar dari zona merah. Untuk melaksanakan kegiatan belajar tatap muka tentu harus memperhatikan berbagai pertimbangan yang sangat kompleks. Tidak ingin menciptakan klaster baru, perlu berkoordinasi dengan pihak terkait dan kematangan dalam merencanakannya.

WFH saat ini masih menjadi pilihan tepat untuk memutus rantai penularan covid-19. Seperti biasa aku melaksanakan tugas sebagai guru dari rumah, namun karena adanya kepentingan mendesak ku putuskan untuk ke sekolah. Mengambil surat tugas untuk keperluan kegiatan Pembahasan Praktik Baik Pelaksanaan Belajar Dari Rumah oleh KEMDIKBUD melalui Direktorat Sekolah Dasar harus aku lakukan. Tiga hari kedepan yaitu sejak hari Selasa-Jumat, 3-6 Nopember 2020 menjadi bagian dari sejarah perjalananku sebagai seorang guru.

Menjelang sore langit sedikit gelap, tetesan air langit mulai sedikit deras. Dengan ditemani istri cantiku segera  saja  kuda besi tuaku melaju perlahan menuju sebuah klinik yang letaknya 2,5 kilometer kearah selatan. Tujuan utamaku untuk menjalankan rapid tes sebagai salah satu prasyarat yang harus aku penuhi. Proses pemeriksaan laboratorium tidak butuh waktu lama, cukup 30 menit haril sudah dapat diketahui. Bersyukur hasil laboratoruim klinik menunjukan non reaktif.

Ku Bayar Lelah Dengan Semangat

Terkadang jika mengikuti rasa lelah tentu saja inginnya beristirahat agak lama. Apa boleh buat hal itu tidak aku lakukan sebab persiapan esok hari belum aku selesaikan. Malam ini jadwal rutin kuliah online melalui WhatsApp Grup Belajar Menulis Gelombang 16. Tidak ingin menambah tugas yang semakin numpuk ada baiknya aku selesaikan sambil sesekali membaca dan mendengarkan materi yang diberikan narasumber malam ini. Lagi pula aku sangat senang sebab istriku selalu menemani dan membantu persiapan besok.

Ssst, grup sudah dikunci pemilik sekolah. Om Jay menginginkan konsentrasi peserta pada apa yang disampaikan narasumber. Terlebih materi kali ini benar-benar mumpuni, namanya saja Pak Joko Mumpuni tentu materinya sudah bisa dibayangkan. Sementara ditempat lain Ibu Aam Nurhasanah sudah diberi mandat untuk membuka kelas. Benar saja narasumber yang diperkenalkan Ibu Aam Nurhasanah seorang Direktur Penerbit Mayor PT. Andi. Keren dah.  

"Wah, rugi kalau ditinggalkan nih!" Lelah sih iya, tapi rasanya dapat ku bayar saja dengan semangat. Bagiku lelah bagaikan kuncup bunga, semangat bagaikan kelopaknya, dan harumnya hasil dari tetesan keringat yang kelak akan aku rasakan.

Pak Joko Mumpuni Beda Dari Yang Lain

Baru membuka kelas saja sudah muncul gambar slide dan penjelasan. Beliau menyampaikan seperti ini tentu ada alasan. Tema yang diangkat cukup menarik sih. "Menulis Buku Yang Diterima Penerbit" tema ini memiliki alasan yaitu guru peserta menulis sebenarnya sudah memiliki kemampuan namun kurang gaul dengan penerbit saja. Karena kurang gaulnya dengan penerbit, sampai tudak tahu naskah seperti apa yang diinginkan penerbit. Ini yang saya suka dari para narasumber, tidak pernah lepas dari kalimat motivasi.

Sedikit mengenal beliau secara singkat disampaikannya melalui gambar. Nama lengkap beliau Joko Irawan Mumpuni 08122739971 itu bagi yang mau berkomunikasi secara langsung melalui WhatsApp atau call langsung. Lewat email  jmumpuni@gmail.com facebook jokomumpuni@gmail.com atau Twetter @jokomumpuni Jabatan beliau Direktur Penerbitan, Penerbut Andi, Direktur Program ANDY ACADEMY, Ketua I IKAPI DIY, Penulis buku  bersertifikat BNSP, dan Aseor BNSP. Di luar itu beliau juga seorang Wartawan atau Pers dan memiliki banyak penghargaan.

Mengenal Buku di Pasaran

Kecenderungan seseorang melakukan tindakan plagiat tentu ada, maka untuk itu beliau menyampaikan materi melalui pesan suara atau voicenote. Ungkapan salam membuka perkenalannya dengan pruduk buku di pasar. Pada umumnya buku di seluruh dunia dibagi menjadi dua kelompok besar dan bisa digambarkan seperti sirip ikan. Buku dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu buku Teks dan buku Non Teks. 

Buku Teks dapat dikategorikan pada buku pelajaran PAUD, SD, SMP sampai dengan SMA/SMK, dan buku Perguruan Tinggi seperti Eksak dan Non Eksak. Sedang buku Non Teks yaitu Buku Fiksi seperti komik, sastra dan cerita anak, sedangkan buku Non Fiksi antara lain Buku anak, Umum Populer, Komputer, Hobi dan Agama.

Buku teks pelajaran yaitu buku yang dibutuhkan oles siswa baik dari jenjang TK  sampai dengan SMA/SMK dan ditambah buku latihan. Sedang buku teks Perguruan Tinggi lebih berpariasi dan dibagi menjadi dua bagian besar yaitu buku Eksak dan Non Eksak. Pada buku NonTeks dikelompokkan menjadi dua yaitu buku fiksi dan non fiksi.Buku fiksi antara lain komik, antologi, sastra, novel dan bangak lagi. Buku Non Fiksi meliputi buku anak, umum populer, komputer atau internet, agama hobi, atau buku khusus.

Ragam Buku Berdasarkan Kategori Penulis


Buku dapat ditulis oleh lebih dari satu penulis, boleh dua penulis, boleh tiga penulis, dan seterusnya. Buku juga dapat ditulis dengan bekerjasama antar beberapa lembaga, bekerjasama dengan kampus atau lembaga lain. Bahkan buku akan menjadi menarik jika ditulis oleh orang-orang hebat seperti  pada dewan guru besar atau sebuah forum asalkan ada seorang editor konten.


Kemampuan Menulis Guru

Dalam dunia tulis menulis kita dapat menentukan level mana kemampuan kita dalam hal tersebut. Apakah kita berada pada level bawah yaitu I won't do it, I can't do it, I want to do it, How do I do it?, I'll try to do it, Ill try to do it, I will do it atau bahkan yes, I did it! Seorang guru pasti pandai menulis, dan seorang guru sebenarnya mampu pada level atas.

Gambaran rumit dalam industri buku memang ada pada penerbitan namun stakeholdernya banyak. Tentu akan mempengaruhi proses yang menentukan nasib para pekerja industri buku. Maka dengan demikian akan berjalannya roda perekonomian masyarakat yang berada pada level pekerjaan dibidang buku baik preses maupun hasil dari sebuah penulisan buku.

Di Indonesia tingkat produksi buku masih rendah penyebabnya adalah belum menjadikan literasi sebagai budaya, baik budaya menulis maupun membaca. bahkan minat menulis masyarakat Indonesia masih rendah, bahkan antara menulis dan bicara lebih banyak minat bicara.

Sejenak aku diam, menilai diri ini pada level apa. Menjadi lebih baik merupakan keinginanku, usia yang semakin menua tentu berharap memiliki manfaat bagi orang lain setidaknya orang akan mengambil apa yang saat ini aku tulis dikemudian hari. Terlebih mendengar paparan Pak Joko Mumpuni dengan gamblang menjelaskan bagaimana proses penerbitan buku yang selama ini dianggap sulit ternyata mudah. Yang sulit bagi kebanyakan orang adalah melawan rasa malas dengan berbagai alasan.

Membaca dan mendengarkan slide pada pesan WhatsApp bahwa sistem penilaian dan penerbitan anganku menerawang seketika. Pak Joko Mumpuni menyampaikan tentang proses penerbitan buku pada Penerbit Andi. Dengan tidak mengecewakan penulis naskah Penerbit Andi memiliki sistem kerja yang luar biasa. Wah, rasanya segera saja ingin menulis sebanyak-banyaknya naskah buku. Bukan karena royalty yang menjanjikan namun cenderung motivasi kebanggaan batin saat suatu saat anak-anakku dan juga murid-muridku berjalan di toko buku mendapatkan namaku diantara jejeran buku-buku. 


Ku rasa bukan lagi saatnya mengungkapkan berbagai alasan untuk tidak berkarya. Menguatkan motivasi dan membunuh rasa malas akan menentukan nasib diri kita sendiri di ere 0.4 semua dapat kita kerjakan. Saat sulit menentukan tema apa yang ingin diangkat kita dapat memanfaatkan fasilitas Google Trends. Memiliki daya juang tinggi merupakan modal dasar untuk berkembang dan maju. Jangan takut jika naskah kita berkali-kali ditolak penerbit sebab masih ada ribuanpenerbit yang mungkin berjodoh dengan naskah kita. Terlebih jika ingin menerbitkan buku di Penerbit Andi peraturan naskah dapat dilihat pada www,andipublisher.com, jika naskah belum terbit mungkin karena sebab lain. Perlu dipahami Penerbit Andi merupakan penerbit yang mengedepankan konten pendidikan.


Kesimpulan

Hidup itu perlu perjuangan, dan berjuang pada dasarnya sifat alamiah mahluk hidup. Terlebih sebagai mahluk yang mulia tentu berjuang menjadi kunci keberhasilan. Bayangkan saja sejak dalam proses awal saja kita adalah manusia tangguh berjibaku dan bersaing untuk menjadi yang terkuat dan terhebat hingga pada akhirnya terlahir ke muka bumi.

Kini kita  sadari bahwa untuk melahirkan buku bestseller menjadi tantangan bagi para penulis. Penerbit Andi saja menerima kiriman naskah setiap bulannya tidak kurang dari 300 sampai dengan 500 naskah, namun dari sekian banyak hanya 40 judul saja yang dapat diterbitkan.

Kalau kata Dilan yang berat itu rindu tapi bagi kita yang berat adalah menulis buku. Apakah ini akan kita biarkan hidup bertahun-tahun hingga tak mampu berpikir?  Imam Al Ghazali mengatakan "Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah". Satu ungkapan yang seharusnya menjadi motivasi bagi kita semua.

Semoga bermanfaat.

 


RELEVANSI In House Training (IHT) KURIKULUM MERDEKA TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GURU

Oleh S. Adam Abu Tsaqif Bekasi, 3 Agustus 2023           Cikal bakal Kurikulum Merdeka diawali dengan adanya Kurikulum Darurat sebagai upa...