Oleh Surmanto Adam
Kembali Pada Kampung Halaman
Jumat, 6 Nopember 2020 kutinggalkan D'Anaya dengan berbagai cerita bahagia. Bahkan ada terselip kelucuan pun di sana. Berbaur cerita dari berbagai warna diantara budaya para sang hebat. Empat hari itu kini telah berlalu mereka kembali pada ke sudut-sudut kampung dan kota tempat mereka berasal. Saling melempar senyum bahagia melepas simpul ikatan tugas negara yang telah teramanahkan untuk pulang kembali pada keluarga.
Mengisi Ruang Aksaraku
Kerinduan pada sahabat yang biasa saling menyapa dengan berbagai gaya bahasa menjadi alasanku membuka kembali ruang aksara ini. Tak ingin ribuan kata yang telah tumbuh dalam ruang aksaraku berakhir mati suri. Sahabat lama semakin asyik bermain kata pada setiap dinding literasi. Sedang pada sisi lain Om Jay, sang ayah selalu setia menanti dan berbagi asa pada setiap anak-anaknya yang haus akan tetesan kesegaran berkosa kata. Ya, Terlalu lama aku tinggalkan ruang aksaraku kelas menulis gelombang 16.
Di ruang ini banyak kisah inspiratif yang tertuliskan bahkan tak jarang kalimat motivasi terlontar dari setiap insan literat. Berbagai macam gaya dan logat ada pada ruang yang nampak kecil ini. Sesungguhnya keluasan dan kebermaknaan tersirat dari setiap hurup dan kata bijak.
Mas Edi S. Mulyanta (Manajer Operasional Penerbit Andi), hadir bertamu pada ruang ini sekedar berbagi pengalaman pada pejuang literasi. Meski hanya pada sebuah blog kecil dan sederhana, beliau tidak sungkan-sungkan memberikan apa yang memang dimilikinya. Termasuk berbagi tentang trend koten buku yang tersebar di pasar dan memberikan resume tema yang sedang ramai dan menarik diperbincangkan di pasaran.
Mengenal Lebih Dekat
Sebelumnya perlu kenal dahulu siapa sih Bapak Edi S. Mulyanta? Jabatan beliau Operasional Penerbitan ANDI Offset merupakan kelahiran Jogjakarta, 24 Mei 1969. Memiliki istri Retna G. dikaruniai tiga orang anak Nindita Saheka Ramadhani, Raditya Rizky Duanda kodarallah telah dipanggil Sang Pemilik Alam (Allah SWT), dan Naditya Tertia Alfarizky Hobby beliau Membaca, Menulis, Olah Raga, dan bermain musik. Pendidikan yang telah diselesaikan yaitu : S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994, S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006.
Sebenarnya antara penulis dan penerbit memiliki kerja sama yang tak akan dapat terpisahkan. Bahkan kerja sama antara keduanya akan lebih bermakna dan memilki nilai jual tinggi mana kala saling memberi satu sama lain. Bayangkan jika si penulis memiliki konten dan si penerbit memiliki data yang tersedia di pasaran maka tinggal melakukan link and match antara data histori dan data trend kedepan.
Untuk menghasilkan karya yang mampu terserap oleh pasar tentu antara penulis dan penerbit penting membangun komunikasi. Dalam hal ini tentu penulis memerlukan media untuk menyampaikan maksud dan tujuan menerbitkan buku. Setiap penulis memiliki idealisme masing-masing, terkadang penerbit secara alamiah akan tersengementasi dalam menelaah materi dan cara menjualnya.
Perlu dipahami Penerbit Andi merupakan penerbit yang diakui oleh pemerintah yaitu IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) dan APTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi) bahkan boleh mengeluarkan ISBN di bawah Perpustakaan Nasional. Kecenderungan IKAPI mencari keuntungan, sedangkan APTI lebih mementingkan kualitas terbitan yang sesuai dengan disiplin ilmu. Silakan kunjungi daftar IKAPI berikut https://www.ikapi.org/anggota-ikapi/
Hampir lebih dari 1000-an keanggotaan IKAPI, ini akan sulit diamati. Untuk membagi hal tersebut penulis membagi dua istilah yaitu penerbit mayor dan penerbit minor. Penerbit mayor dan minor semakin kentara dalam pemilihan kode nomor ISBN, unuk mempermudah skala produksi masing-masing penerbit. Dan hal ini digunakan oleh lembaga DIKTI untuk memberikan penilaian tersendiri terhadap penerbit.
IKAPI lebih mudah bergerak di pasar, sebab genre terbitannya sangat luar dan mudah diterima oleh berbagai kalangan. Berbeda halnya dengan perguruan tinggi yang terikat oleh Tridarma Perguruan Tinggi. Lalu bagaimana kita mampu mengenal pencirian penerbit mayor dan penerbit minor? yaitu dalam pemilihan kode nomor ISBN, sebagai cara memudahkan skala produksi masing-masing penerbit. Oleh lembaga DIKTI digunakan sebagai penilaian terhadap penerbit.
Kunci Sukses Ketertarikan Penerbit
Tidak hanya satu atau dua biasanya para penulis menganggap dirinya masih pemula. Kita mengenal sosok Andrea Hirata saat memasukan naskahnya ke penerbit tentu resah, bahkan naskah Adrea Hirata ditolak. Jadi dapat kita bayangkan catatan tulisan Andrea Hirata yang fenomenal Pra Laskar Pelangi tidak ada jejak sama sekali. Bagaimana penerbit bakal yakin kalau tulisan tersebut bakal meledak. Buku bestseller di Indonesia biasanya terjadi karena blessing atau karunia bukan karena. Jadi kesempatan bestseller tertuang karena by desing.
Terkadang kita hanya fokus pada satu penerbit, pada hal sebenarnya masih banyak penerbit yang menunggu naskah yang mampu meledak di pasaran. "Wah, mau dong!" mungkin suatu saat tulisanku akan menjadi bestseller. Situasi saat ini memang menjadi tantangan tersendiri. Pandemi covid-19 banyak penerbit lambat merespon dan lambat pula dalam memproses naskah. Kesabaran menunggu situasi kembali normal tentu mengharuskan kita lebih tertantang untuk melahirkan karya terbaik, dengan demikian pasar buku akan ke,bali bergairah.
Dalam usaha mencari atau membuat ketertarikan endorsment tokoh terkenal saat tidak memiliki informasi atau hubungan yang dapat mempertemukan maka perlu materi awal. Tidak harus cover, bisa saja kita mengirim terlebih dahulu pada endorsment. Ya, akan lebih mudah jika pada lini bagian yang dikuasai sesuai dengan lingkungan pekerjaan.
Merupakan kebanggaan tersendiri jika dari 500 judul buku pertahun yang diterbitkan oleh Penerbit Andi ada satu judul milikku, semoga ini bukan hayalan belaka. Apa lagi kalau buku karyaku kelak ber ISBN, ini tentu sangat membantu kinerjaku sebagai PNS.
Simpulan
Setiap penerbit tentu memerlukan informasi yang lengkap tentang materi yang akan ditawarkan kepadanya. Dengan penjelasan yang cukup tentu akan mampu meyakinkan apakah naskah yang ditawarkan itu layak untuk dibaca dan dikonsumsi oleh banyak orang. Tanpa clue petunjuk yang memadai dari penulis, dikhawatirkan penerbit salah dalam mengambil keputusan. Rasanya aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk dikenal oleh calon pembaca yang menunggu tulisan-tulisanku yang mencerahkan dan hadir disetiap masa.
Salam Literasi, Semoga bermanfaat.
Yap, sudah cukup bagus resumenya. Ada saran dari saya. Untuk jarak antarkata, cukup dengan satu spasi saja.
BalasHapusContohnya, pada paragraf di bawah Mengisi Ruang Aksaraku. Pada kata "ayah selalu setia", antara ayah dan selalu, ada kelebihan spasi.
Termasuk juga di "anak-anaknya yang haus", antara anak-anaknya dengan yang, ada kelebihan spasi.
Lain kali mohon diperhatikan lagi ya.
Sukses!
Pada draf blog saya tidak ada yg lebih, itu karena saya gunakan rata kiri dan kanan jadi secara otomatis tukisan mengatur sendiri.
HapusResume yg bagus tertata apik..
BalasHapusTerima kasih bu Tini
HapusTabarokallah..
BalasHapusDoa sukses buat Pak Guruku