Sabtu, 14 November 2020

Strategi Pemasaran Buku Di Masa Covid-19

                      
Resume_15
Oleh Surmanto Adam

Gairah Penjualan Buku Saat Pandemi Covid-19

Bicara tentang stategi pemasaran tentu kita akan memahami terlebih dahulu apa itu strategi pemasaran. Yaitu upaya untuk memasarkan suatu produk apakah itu barang atau jasa, menggunakan pola dan taktik tertentu sehingga jumlah penjualan menjadi lebih tinggi. Atau dapat diartikan upaya yang digunakan oleh perusahaan produsen barang atau jasa secara berkesinambungan untuk memenangkan persaingan pasar secara berkesinambungan. 

Jika kata strategi pemasaran dikaitkan dengan buku dan kata pendemi covid-19 tentu akan mengerucut maknanya, yaitu upaya memasarkan buku dengan pola dan taktik tertentu dalam situasi pandemi covid-19. Bagaimana tidak dalam situasi menurunnya daya beli masyarakat akibat menurunnya laju perekonomian suatu bangsa tentu membawa imbas pada sektor perekonomian masyarakat pula. Sehingga situasi ini menyebabkan ketidak berdayaan terhadap daya beli masyarakat. Terlebih pola pikir masyarakat masih menjadikan buku bukan suatu kebutuhan.

Untuk dapat bersaing dalam kancah persaingan dagang yang tidak mudah kita dituntut untuk  memiliki cara, gaya, media, juga keahlian dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. Dengan kemampuan yang kita miliki tentu menjadikan usaha atau bisnis yang digeluti akan mampu bertahan.

Kembali pada komunitas belajar menulis gelombang 16 asuhan Om Jay, kali ini dengan dipandu Bapak Rizky Kurnia Rahman menghadirkan seorang narasumber berpengalaman yaitu Bapak Agustinus Subardana, S.E.,M.M.,COS. 

Seperti biasa pemandu acara, mempersilahkan narasumber untuk mengisi materi malam itu. "Tanpa panjang lebar karena panjang dikali lebar sama dengan luas", dengan akrabnya beliau memulai perkuliahan singkat membuka dengan gayanya. Narasumber mengawali materi dengan membahas mengenai apa itu buku dan ragam terbitan buku. Beliau menandaskan
  bahwa buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan, sarana utama pembelajaran dan sarana  penyampaian informasi.  

Dalam sebuah aktivitas belajar tentu kita akan memerlukan buku. Bahkan pada kegiatan literasi sekolah untuk mempersiapkan generasi muda kita memerlukan buku. Untuk melahirkan generasi  yang cerdas dengan minat baca yang tinggi, mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan serta mampu bertindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini buku menjadi faktor utama.

Beliau menyampaikan bahwa pemerintah selalu menduung budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku dengan mengalokasikan anggaran pengadaan buku-buku nonteks. Bentuk dukungan pemerintah ini tentu akan  menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.

Beliau menggambarkan bahwa perkembangan industri penerbitan buku dipicu oleh alasan keuntungan (profit margin) yang relatif besar dibandingkan industri lainnya khususnya barang konsumsi.  Saat ini sekurang-kurangnya terdapat 1328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak aktive lagi.

Wabah Virus Corona 2019 (Covid-19)

Pandemi covid-19 yang dikenal corona virus mampu melumpuhkan banyak sektor, tidak hanya pada sektor perekonomian tapi dunia pendidikan pun mengalaminya, termasuk pada penerbitan buku seperti menurunnya pendapatan dan terganggunya kegiatan usaha bagi pelaku usaha.

Pandemi covid-19 berpengaruh pada penjualan buku yang sangat dirasakan betul bagi para pelaku usaha bidang penerbitan buku, diantaranya: pertama jaringan buku sebagian besar tutup, masih adanya kekhawatiran rapa pengunjung akan terpapar covid-19 sehingga pengunjung sepi. ketiga penurunan omset, keempat mengurangi distribusi buku ke toko buku, kelima beberapa Dari peristiwa ini banyak penerbit gulung tikar. Saat ini penawaran buku langsung ke lembaga pendidikan dihentikan, sehingga hampir seluruh instansi baik instansi umum maupun lembaga pendidikan mengurangi pembelian buku.

Oleh karena itu beliau menyampaikan untuk mempertahankan Industri Penerbitan Buku agar tetap hidup dan dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal diperlu  strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor antara lain:
1. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.

Dalam menjalankan bisnis penerbitan buku masuk dalam faktor keduanya yaitu faktor mikro dan makro. Dalam ini disebabkan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usia sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 15.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori (kita dapat mengunjunginya di website : www.andipublisher.com ).

Strategi Pemasaran

Dalam menentuka strategi pemasaran buku, terlebih di masa pandemi saat ini tentu tidaklah mudah. Namun untuk memulai pemasaran buku dengan jangkauan cukup luas perlu strategi khusus. Sebagai Direktur Pemasaran bapak Agustinus Subardana membuat Strategi Pemasaran sebagai berikut: 

A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara (On Line )

1. Pentingnya Transformasi Digital 

Pandemi covid-19 mampu mengubah tatanan kehidupan dunia menuju era Low Touch Economy. dengan ditandainya interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch. Keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri, terutama sektor Industri Perbukuan. 

Untuk tetap dapat melayani konsumen secara cepat maka digunakan strateginya Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku. Media Online yang dapat kita gunakan untuk promosi dan penjualan buku yaitu lewat telepon, WhatsApp, sms, email, telegram, facebook, Instragram, youtube, dan yang lainnya. Team pemasaran On line penerbit ANDI Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya/online.

2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas

Penjualan lewat komunitas  akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.

Untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih tepat tentu memerlukan strategi yang tepat. Strategi lain yang dijalankan Penerbit ANDI seperti mengadakan aktifitas pemarasan lewat komunitas dengan mengadakan webinar lewat link  Zoom, Live Youtube TV. ANDI, dengan tema – tema yang menarik.

Strategi pemasaran buku serangan Darat (OF LINE )

Penerbit Andi telah mempunyai 42 cabang di kota dari Aceh sampai dengan Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut. Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju, antara lain :

1. Toko Buku 

Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern (Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store dan TogaMas Books Store), Toko Buku Semi Modern ( mengunakan sistem administasi penjualan per toko), dan Toko Buku Tradisional (sistem transaksinya masih manual). 

2. Directselling / kunjungan langsung 

Pemasaran Buku melalui Directselling ini kita petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan. Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :

👉 Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP,         SMA, SMK).
👉 Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah
👉 Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum

3.  Melakukan Event – Event 

Untuk melakukan strategi pemasaran tidaklah cukup hanya melakukan satu atau dua trategi saja, namun kita dapat melakukan beberapa cara lain seperti aktive dalam melakukan event-event. Beberapa event yang dapat dilakukan penerbit seperti event Pameran buku, dalam seminar, workshop, Tryout, dan sebagainya.

 Penutup

Sebagai penutup “Tenaga pemasaran buku sangat bangga sebagai ujung tombak dalam menyebarluaskan karya – karya tulisan ilmu pengetahuan yang sangat berdampak sekali melalui jalur non formal ikut serta dalam  mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia”. Maka dari itu menulis adalah berjuang, penulis adalah pahlawan yang akan dikenang selama–lamanya. Lembaran karya merupakan medan pertempuran, Pena adalah senjatanya.

 

Semoga bermanfaat,

 

 

 

6 komentar:

  1. Blognya rapi banget, asyik bacanya..
    Ayo semangat pak kejar samapai 18 hehe..

    BalasHapus
  2. Terima kasih bu, dua pekan saya ga bisa pegang perangkat.

    BalasHapus
  3. Mantap resumenya singkat padat pesannya nyampe

    BalasHapus
  4. Baarokallah pak Adam...
    Sukses selalu buat pak Adam..

    BalasHapus

RELEVANSI In House Training (IHT) KURIKULUM MERDEKA TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GURU

Oleh S. Adam Abu Tsaqif Bekasi, 3 Agustus 2023           Cikal bakal Kurikulum Merdeka diawali dengan adanya Kurikulum Darurat sebagai upa...