Untuk
dapat bersaing dalam kancah persaingan dagang yang tidak mudah kita dituntut
untuk memiliki cara, gaya, media, juga
keahlian dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. Dengan
kemampuan yang kita miliki tentu menjadikan usaha atau bisnis yang digeluti
akan mampu bertahan.
Kembali
pada komunitas belajar menulis gelombang 16 asuhan Om Jay, kali ini dengan
dipandu Bapak Rizky Kurnia Rahman menghadirkan seorang narasumber berpengalaman
yaitu Bapak Agustinus Subardana, S.E.,M.M.,COS.
Dalam
sebuah aktivitas belajar tentu kita akan memerlukan buku. Bahkan pada kegiatan literasi
sekolah untuk mempersiapkan generasi muda kita memerlukan buku. Untuk
melahirkan generasi yang cerdas dengan
minat baca yang tinggi, mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan serta
mampu bertindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini buku menjadi faktor
utama.
Beliau
menyampaikan bahwa pemerintah selalu menduung budaya membaca buku dan
meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku dengan mengalokasikan anggaran
pengadaan buku-buku nonteks. Bentuk dukungan pemerintah ini tentu akan menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang
bergerak di bidang penerbitan buku.
Beliau
menggambarkan bahwa perkembangan industri penerbitan buku dipicu oleh alasan
keuntungan (profit margin) yang relatif besar dibandingkan industri lainnya
khususnya barang konsumsi. Saat ini sekurang-kurangnya terdapat 1328
penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)
dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak
aktive lagi.
Wabah Virus Corona 2019 (Covid-19)
Pandemi
covid-19 yang dikenal corona virus mampu melumpuhkan banyak sektor, tidak hanya
pada sektor perekonomian tapi dunia pendidikan pun mengalaminya, termasuk pada
penerbitan buku seperti menurunnya pendapatan dan terganggunya kegiatan usaha
bagi pelaku usaha.
Pandemi
covid-19 berpengaruh pada penjualan buku yang sangat dirasakan betul bagi para
pelaku usaha bidang penerbitan buku, diantaranya: pertama jaringan buku
sebagian besar tutup, masih adanya kekhawatiran rapa pengunjung akan terpapar
covid-19 sehingga pengunjung sepi. ketiga penurunan omset, keempat mengurangi
distribusi buku ke toko buku, kelima beberapa Dari peristiwa ini banyak
penerbit gulung tikar. Saat ini penawaran buku langsung ke lembaga pendidikan
dihentikan, sehingga hampir seluruh instansi baik instansi umum maupun lembaga
pendidikan mengurangi pembelian buku.
Dalam menjalankan bisnis penerbitan buku masuk dalam
faktor keduanya yaitu faktor mikro dan makro. Dalam ini disebabkan Penerbit ANDI
Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usia sudah mencapai
40 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 15.000 judul buku yang telah di
kelompokkan menjadi 32 katagori (kita dapat mengunjunginya di website : www.andipublisher.com ).
Strategi
Pemasaran
Dalam menentuka strategi pemasaran buku, terlebih di masa pandemi saat ini tentu tidaklah mudah. Namun untuk memulai pemasaran buku dengan jangkauan cukup luas perlu strategi khusus. Sebagai Direktur Pemasaran bapak Agustinus Subardana membuat Strategi Pemasaran sebagai berikut:
A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara (On Line )
1. Pentingnya Transformasi Digital
Pandemi covid-19 mampu mengubah tatanan kehidupan dunia menuju era Low Touch Economy. dengan ditandainya interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau
low-touch. Keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru
hingga pergeseran di sektor-sektor industri, terutama sektor Industri
Perbukuan.
Untuk tetap dapat melayani konsumen secara cepat maka digunakan strateginya Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku. Media Online yang dapat kita gunakan untuk promosi dan penjualan buku yaitu lewat telepon, WhatsApp, sms, email, telegram, facebook, Instragram, youtube, dan yang lainnya. Team pemasaran On line penerbit ANDI Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya/online.
2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas
Penjualan
lewat komunitas akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat
keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita
harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga
integritas pribadi kita.
Untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih tepat tentu memerlukan strategi yang tepat. Strategi lain yang dijalankan Penerbit
ANDI seperti mengadakan aktifitas pemarasan lewat komunitas dengan
mengadakan webinar lewat link Zoom, Live Youtube TV. ANDI, dengan tema –
tema yang menarik.
Strategi pemasaran buku serangan Darat (OF LINE )
Penerbit Andi telah mempunyai 42 cabang di kota dari Aceh sampai dengan Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut. Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju, antara lain :
1. Toko Buku
Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern (Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store dan TogaMas Books Store), Toko Buku Semi Modern ( mengunakan sistem administasi penjualan per toko), dan Toko Buku Tradisional (sistem transaksinya masih manual).
2. Directselling / kunjungan
langsung
Pemasaran Buku melalui Directselling ini kita petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan. Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :
👉 Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah
👉 Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum
3. Melakukan Event –
Event
Untuk melakukan strategi pemasaran tidaklah cukup hanya melakukan satu atau dua trategi saja, namun kita dapat melakukan beberapa cara lain seperti aktive dalam melakukan event-event. Beberapa event yang dapat dilakukan penerbit seperti event Pameran buku, dalam seminar, workshop, Tryout, dan sebagainya.
Sebagai penutup “Tenaga pemasaran buku sangat bangga sebagai ujung tombak dalam menyebarluaskan karya – karya tulisan ilmu pengetahuan yang sangat berdampak sekali melalui jalur non formal ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia”. Maka dari itu menulis adalah berjuang, penulis adalah pahlawan yang akan dikenang selama–lamanya. Lembaran karya merupakan medan pertempuran, Pena adalah senjatanya.
Semoga bermanfaat, |
Blognya rapi banget, asyik bacanya..
BalasHapusAyo semangat pak kejar samapai 18 hehe..
Terima kasih bu, dua pekan saya ga bisa pegang perangkat.
BalasHapusMantap resumenya singkat padat pesannya nyampe
BalasHapusTerima kasih pak Budi
HapusBaarokallah pak Adam...
BalasHapusSukses selalu buat pak Adam..
Syukran bu guru
Hapus