Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan, semua itu tidak terlepas dari sebuah sunnatullah yang tidak akan mampu kita merubahnya. Dengan segala keterbatasan kita akan saling memberi dan menerima kekurangan dan kelebihan itu sebagai pemicu perubahan pada hal yang lebih baik, dan terus membaik. Kita semua yakin itu pasti bisa.
Sabtu, 29 Agustus 2020
KEANGKUHAN
Rabu, 26 Agustus 2020
HIDUP MISKIN LEBIH BAIK?
BAHAGIA TAK HARUS KAYA
Oleh : Surmanto Adam
Keliru Memandang Bahagia
Tidak ada satu manusia
pun yang menginginkan hidup susah. Jika kita bertanya pada seorang pemulung,
pengemis bahkan pekerja sex komersial tentang “Apakah anda ingin hidup
bahagia?” tantu saja mereka menjawab “iya!” hanya saja banyak diantara mereka
tidak memahami hakikat hidup bahagia itu seperti apa.
Menjadi orang sukses
hidup berkecukupan bahkan bergelimang harta tentu menjadi harapan setiap orang.
Bagaimana tidak segala kebutuhan hidup dapat ia penuhi dengan mudahnya. Rumah
megah, kendaraan super mewah, travling hingga ke belahan bumi yang disukai bahkan
ia masih mampu mendapatkan segala apa saja yang ia inginkan dengan harta yang
dimilikinya. Setidaknya demikian gambaran kecil kehidupan sebagian orang yang dianggap bahagia.
Banyak diantara kita
cenderung keliru dalam memahami arti bahagia. Jika hanya sebatas ungkapan di
atas tentu kurang tepat sebab sejatinya kebahagiaan itu mencakup dua hal yaitu
kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Seburuk apa pun tabiat seseorang
ketika diminta memilih apakah kebahagiaan dunia atau kebahagiaan ahirat tentu
akan menginginkan keduanya.
Ada satu kisah yang
mungkin akan membuka mata hati kita semua tentang kehidupan manusia pada zaman
Nabi Isa AS ketika ia bersama para sahabatnya yangberjulah 12 orang berdawah
dari satu tempat ke tempat lain hingga memasuki sebuah desa yang kosong, namun
sepanjang jalan yang dilaluinya bergelimpangan jasad para penduduk desa
tersebut. Nabi Isa pun berkata “Wahai
para hawariku,(pengukut setia) sesungguhnya orang-orang ini meninggal karena
kemarahan (Allah). Jika bukan karena itu tentu saja mereka masih sempat
menguburkan satu sama lainnya!” Kaum
hawariyyun pun berkata, “Wahai kekasih
Allah, kami ingin mengetahui kisah tentang mereka ini!”
Nabi Isa pun berdoa dan
atas izin Allah pada malam harinya ia dapat memanggil penduduk desa sehingga
salah seorang datang memenuhi panggilan. Dari tempat yang agak tinggi ia dan
pengikutnya melihat orang itu mendekat, Nabi Isa berkata, “Bagaimana keadaanmu dan bagaimana kisahmu?” Dan orang itu
menjawab, “Kami bermalam dalam keadaan sehat wal afiat, namun kami bangun pagi
dalam neraka hawiyah” “Bagaimana bisa terjadi?” tanya Nabi Isa. Orang itu pun menjawab, ”Semua itu karena kami sangat mencintai dunia dan kami taat pada orang
yang berbuat maksiat!” Nabi Isa pun
bertanya, “Bagaimana kecintaanmu terhadap
dunia?” orang itu menjawab, “Kami
para penduduk desa mencintai dunia sebagaimana seorang anak kecil mencintai
ibunya. Jika dunia datang (harta benda)kami sangat gembira, namun jika itu
tidak ada kami sangat sedih dan menagis!”
“Lalu bagaimana dengan
teman-temanmu, mengapa mereka tidak datang memenuhi panggilanku?” tanya
Nabi Isa kembali, “Mereka dikendalikan
dengan api neraka, di tangan para malaikat yang kasar dan keras!” “Tapi
bagaimana denganmu, mengapa dapat memenuhi panggilanku?” Orang itu menjawab, “Aku memang berada di antara mereka, namun aku tidak termasuk di antara
mereka (artinya tidak terlalu mencintai dunia dan tidak suka berbuat
maksiat) ketika siksaan Allah datang
kepada mereka, siksaan itu menimpa aku juga. Karena itu aku hanya tergantung di
tepi neraka, tetapi aku tidak tahu apakah aku selamat atau jatuh kedalam
neraka? dan Allah mengijinkan untuk
datang ketika engkau memanggil kami!” Nabi Isa pun mengucapkan terima kasih dan
orang itu lenyap dikegelapan malam. Nabi Isa AS bersabda, “Sungguh memakan sepotong roti sya’ir (roti kasar berkualitas
rendah) memakai pakaian sederhana dan tidur di dekat tempat sampah lebih banyak mambawa
keselamatan (kebahagiaan) dunia dan akhirat!”
Dari kisah tersebut
tentu kita akan mampu memahami bagaimana kebahagiaan sesungguhnya. Sebab
sejatinya kebahagian itu adalah sesuatu yang mampu membawa keselamatan dunia
dan akhirat. Harta kekayaan yang kita miliki hendaknya menjadi perantara atau
jalan bagi kita untuk selalu dekat kepada Allah bukan sebaliknya harta kekayaan
dimiliki akan menyebabkan pemiliknya dihinggapi penyakit al wahn, yaitu
penyakit cinta berlebihan terhadap dunia dan takut akan kematian. Jika itu
terjadi maka kemiskinan yang didasari kesabaran, ketaatan dan rasa syukur
kepada Allah akan lebih baik bagi diri kita.
Allahu’alam,
Semoga bermanfaat dan
tetap semangat.
Senin, 17 Agustus 2020
JANGAN REMEHKAN OBSESI
BELAJAR DARI EMPAT PEMUDA TANGGUH
Merajut Mimpi Sepenuh Hati
Oleh
: Surmanto Adam
Minggu, 16 Agustus 2020
#AISEI 8
Ada satu kisah yang menarik tentang empat pemuda yang asyik duduk-duduk di dekat rukun Yamani, mereka berasal dari
keluarga yang mulia, Abdullah bin Zubair,
Mus’ab bin Zubair, Urwah
bin Zubair dan Abdul Malik bin Marwan.
Dari keempat pemuda satu persatu mereka mengungkapkan obsesinya masing-masing. mulai dari Abdullah bin Zubair, “Cita-citaku adalah ingin menguasai seluruh Hijaz dan menjadi
khalifahnya.” tegasnya, kemudian disusul saudaranya yang bernama Mus’ab, “Cita-citaku adalah menguasai wilayah
Irak dan tak ada yang merongrong kekuasaanku.” adapun Abdul Malik bin Marwan
“Jika kalian berdua merasa cukup dengan itu, maka aku tidak akan puas sebelum
menguasai seluruh dunia dan menjadi khalifah setelah Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
Namun bagaimana dngan Urwah
bin Zubair sementara ia terdiam. Diamnya Urwah bin Zubair membuat mereka semua menghampirinya dan bertanya, “Bagaimana denganmu,
apa cita-citamu kelak wahai Urwah?”
Urwah
pun berkata dengan kelembutannya, “Semoga Allah memberkahi cita-cita kalian dalam urusan dunia. Sedangkan aku
ingin menjadi ‘alim (orang berilmu yang mau ber’amal) sehingga orang-orang akan
belajar dan mengambil ilmu tentang kitab Rabbnya, Sunnah nabinya dan
hokum-hukum agamanya dariku. Lalu aku berhasil di akhirat dan memasuki Jannah dengan ridho
Allah.
Hari-hari
berlalu serasa cepat, dan tidak terasa mereka kini sudah mendapatkan apa yang dicita-citakannya dulu. Abdullah bin Zubair berhasil menguasai Hijaz, Mesir,
Yaman, Khurasan dan Irak dan terbunuh di Ka’bah tidak jauh dari tempat
mengungkapkan cita-citanya dulu.
Bagaimana dengan Mus’ab, ia mampu menguasai Irak sepeniggal saudaranya Abdullah dan terbunuh ketika mempertahankan kekuasaannya. Sedangkan Abdul Malik bin Marwan menjadi khalifah setelah ayahnya wafat sehingga mempersatukan suara kaum muslimin dan ia menjadi raja terbesar pada masanya.
Sosok Urwah bin Zubair akhirnya menjadi ulama yang tsiqah banyak meriwayatkan hadits dan bisa dipercaya. bahkan banyak dari para kalangan sahabat yang bertanya tentang ilmu kepadanya walau ia dari kalangan tabi’in.
Ada hikmah yang sngat luarbiasa dan dapat kita ambil sebagai bentuk bagaimana sebuah obsesi atau cita-cita mampu menggerakkan pemiliknya menuju tujuan. Hal ini hanya dapat dilakukan ketika ia fokus dengan mengerahkan segala potensi atau kemampuan untuk meraihnya. Sebab sejatinya sebuah cita-cita tidaklah dapat terwujud dengan hanya mengandalkan angan-angan semata. Sebuah cita-cita hanya akan diraih ketika seseorang mau menempuh jalan yang penuh kepayahan. Sebagaimana Imam Syafi'i mengatakan dengan kalimat yang sangat insfiratif, "Jika kau tak tahan dengan lelahnya belajar maka bersiaplah menahan perihnya kebodohan."
Jadilah manusia hebat dan berbuatlah secara totalitas terhadap apa yang diharapkan, sebab usaha yang biasa-biasa saja tentu akan membuahkan hasil yang biasa pula. Maka untuk itu jangan tanggung-tanggung menentukan cita-cita dan jangan merendahkan diri dalam menentukan target atau tujuan karena Allah menyukai urusan yang tinggi-tinggi,
“Innallaha
ta’ala yuhibbu ma’aliyal umuur, wayakroh safu a safaha”
“Sesungguhnya Allah menyukai
permasalahan yang tinggi-tinggi dan Allah tidak menyukai hal-hal yang rendah”
(HR.
Thabrani)
“Jika engkau memohon Jannah kepada Alah, maka mohonlah Firdaus karena firdaus adalah Jannah yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya adalah Arsy Ar-Rahman. dan darinya pula sungai-sungai Jannah mengalir” (HR. Bukhari)
Janganlah kita menjadi orang-orang yang hanya membesarkan angan-angan karena angan-angan hanyalah mimpi-mimpi para pemalas karena mereka tidak pernah meraihnya dengan segala kemampuan atau potensi itulah yang membedakannya dengan cita-cita.
“Wallahu
a’lam.
Semoga bermanfaat
Senin, 10 Agustus 2020
SELAMAT TINGGAL JOMBLO
Menikah Membangun Nilai
Merajut Asa Dibalut Bahagia
Iring-iringan rombongan mempelai pria mulai memasuki pintu berpagar gadis-gadis ayu dan deretan pemuda tampan. Sesekali senyum sapa anggota keluarga mempelai wanita seakan menambah kecantikan hiasan bunga warna-warni pada sudut-sudut rumah sang shohibul hajat. Selalu ada ucapan selamat datang yang terlontar indah seindah gaun-gaun yang dikenakannya.
Selasa, 04 Agustus 2020
Amiirahku Sayang
TELUR CEPLOK UNTUK AMIIRAH
Perut aku laper Abi,
Aku mau abi yang buat saja!
Minggu, 02 Agustus 2020
Pak Dedi Dwitagama sang Inspirator
NGEBLOG AJA DULU
Apa itu ngeblog, Bagaimana rasanya ngeblog dan Untuk apa ngeblog
RELEVANSI In House Training (IHT) KURIKULUM MERDEKA TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GURU
Oleh S. Adam Abu Tsaqif Bekasi, 3 Agustus 2023 Cikal bakal Kurikulum Merdeka diawali dengan adanya Kurikulum Darurat sebagai upa...
-
Bunuhlah Ketakutan Sebelum Kau Dibunuh Ketakutan Senin, 5 Oktober 2020 Oleh Surmanto Adam Sering kita melihat begitu banyak orang yang tidak...
-
Bersama Pak Ya'Dedi Suhendi, S.Pd.,M.Pd. Sabtu, 10 Oktober 2020 Menulis harus memiliki tujuan. Seseorang yang ingin menulis di media apa...
-
Resume_10 Oleh Surmanto Adam Membuka pesan singkat WhatsApp Grup Belajar Menulis Gelombang 16 sudah lebih dari tigaratusan. Dalam dua hari...
-
TAK BERMAKNA APA-APA! Oleh Surmanto Adam Sabtu, 29 Agustus 2020 #AISEI Berawal dari pembicaraan yang biasa. Di sebuah rak buku dimana terd...
-
Oleh Surmanto Adam Jumat, 23 Oktober 2020 Mengenal Kang Encon Pertemuan kali ini dipandu oleh bunda Fatimah, S.si dari Aceh. Sungguh pengala...
-
Pendidikan Karakter Saat PJJ Oleh Surmanto Adam #AISEI Sabtu, 26 September 2020 Sejak Maret 2020 pandemi covid-19 atau dikenal coronavirus b...
-
Kamis, 8 April 2021 "Pak Adam ya", sedikit terkejut saat aku mengdengar suara seorang perempuan dari belakangku. Segera saja aku m...
-
Resume_13 Oleh Surmanto Adam Persiapan Penugasa Praktik Baik Pelaksanaan BDR Si Black kuda besi tuaku melaju sedikit kencang. Waktu memang...
-
Bekasi, 17 Februari 2022 Oleh Surmanto Adam Ilustrasi Latihan Pramuka "Dua kali tepuk Pramuka!" Kak Syamsuri yang merupakan guru ...
-
Resume_12 Oleh Surmanto Adam Mengenal Cikgu Tere Beberapa hari ini, saya mengamati gaya menulis Bapak dan Ibu. Banyak diantaranya yang sudah...