Senin, 10 Agustus 2020

SELAMAT TINGGAL JOMBLO

Menikah Membangun Nilai

Merajut Asa Dibalut Bahagia

Minggu, 9 Agustus 2020
Oleh Surmanto Adam

#AISEI 7


        Iring-iringan rombongan mempelai pria mulai memasuki pintu berpagar gadis-gadis ayu dan deretan pemuda tampan. Sesekali senyum sapa anggota keluarga mempelai wanita seakan menambah kecantikan hiasan bunga warna-warni pada sudut-sudut rumah sang shohibul hajat. Selalu ada ucapan selamat datang yang terlontar indah seindah gaun-gaun yang dikenakannya. 


        Langkah perlahan sang mempelai pria pun mulai diayunkan, dengan diiringi merdunya  lantuman pupuh penyambut kedatangan raja semalam. Seserahan dengan berbagai model dan pernak-pernik mulai dipindahtangankan menandakan rombongan besan telah hadir untuk memenuhi permintaan keluarga perawan. Demikianlah sedikit gambaran latar sebuah pernikahan.

        Menjadi saksi bagi sahabat yang menanggalkan masa lajang tentu menjadi kesan tersendiri bagi setiap orang. Mungkin ada yang mengenang kembali masa saat mengawali pernikahan bahkan tidak sedikit yang membandingkan peristiwa yang terjadi saat ini dengan apa yang dialami ketika orang tersebut merasakan peristiwa di masa lampau. 

       Kita sering mendengar bahkan menyaksikan dihadapan mata warna-warni kehidupan bahtera rumah tangga yang sebelumnya indah dengan gemerlapnya kemewahan dalam sebuah kesakralan pernikahan menjadi hampa saat semua berakhir dalam kancah perselisihan yang tak terselesaikan dengan kejernihan hati antar kedua insan yang berseberangan. Bahkan keduanya tak sedikit melemparkan pendapat saling menyalahkan dan mencari pengakuan untuk sebuah pembenaran.

         Jika melirik sedikit saja akan tujuan pernikahan tentu kita semua sadar akan besarnya nilai-nilai sebuah ikatan perkawinan atau pernikahan baik ditinjau dari sudut pandang agama maupun sosial.
Pertama, nikah adalah sebuah wadah menumpahkan nafsu birahi secara halal sebab dalam sudut pandang agama Allah menciptakan nafsu yang kadang bereaksi positif dan kadang beriaksi negatif. Jika manusia tidak mampu mengendalikan hawa nafsu secara benar maka ia dapat terjerumus dalam jurang kemaksiatan. Maka dengan menikah ia akan mampu menyalurkan naluri normal secara benar sebagaimana sabda Rosulullah "Dan setubuhilah salah seorang diantara kamu (dengan istrinya) adalah sedekah." "Wahai Rasulullah apakah  (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?" Rasulullah menjawab, tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa, demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala."(H.R Muslim)
    
        Kedua, menikah akan membentengi nilai moral manusia. Beredar berita tidak menyedapkan ditelinga kita bahkan jika kita membaca berbagai media online atau cetak selalu saja ada kasus-kasus yang menimpa generasi muda bahkan tidak sedikit mereka yang sudah dianggap orangtua melakukan hugungan intim di luar pernikahan sehingga berujung pada peristiwa aborsi dan bahkan pembunuhan pasangan intimnya akibat tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya. Islam mengajarkan kita untuk segera menikah jika dipandang tidak mampu membentengi moral sebagaimana disabdakan Rasulullah, "Wahai para pemuda, barang siapa sudah memilii kemampuan untuk menafkahi, maka hendaknya ia menikah, karena menikah dapat meredam keliaran pandangan, pemelihara kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, hendaknya ia berpuasa, sebab puasa adalah sebaik-baik benteng diri." (HR. Bukhari-Muslim)

       Ketiga, menikah mampu mendorong terbentuknya rumah tangga islami, setidaknya kalimat "Sakinah mawadah wa rahmah" akan terbentuk ketika jalinan pernikahan telah dilalui, bahkan melalui ikatan pernikahan akan melahirkan generasi-generasi islami karena dibangun melalui biduk rumah yangga yang islami. Layaknya sebuah bahtera (perahu) dalam berlayar selalu ada ombang yang membuat terombang-ambing diterpa gelombang dan badai bahkan jika tidak dibalut dengan nilai-nilai islam tentu retaknya biduk cinta sebuah rumah tangga akan semakin besar dan pecah. Banyak pelajaran yang kita ambil dari generasi sahabat, diantaranya kisah Umar Bin Khatab yang diam saat istrinya ngomel sebab iya sadar kalau istrinya itu selalu menyediakan makan untuknya, memenuhi kebutuhan hajatnya, menyusui anak-anaknya, mencuci pakaiannya, maka saat ia melihat istrinya ngomel ia hanya melihat kebaikan-kebaikan yang ada pada istrinya bukan membesar-besarkan keburukan. 

            Keempat, menikah akan selalu menuntun kedua pasangan saling mengingatkan akan ketaatan. Iman seseorang terkadang naik terkadang surut. Disaat  iman pasngan pernikahan naik maka ia akan menjadi motor untuk memotifasi meningkatnya ketaatan, namun saat surutnya iman pasngannya maka ia akan menjadi penasehat penguat keimanan agar tidak semakin surut dan menyebabkan kekufuran terhadap nikmat Allah.

            Kelima, menikah akan melahirkan generasi yang kuat imannya, kokoh kepribadiannya, tangguh akan kesholihannya. sebab generasi yang lahir dari ikatan pernikahan tentu akan membawa efek positif bagi keimanan dan ketaatan seseorang. Bagaimana mungkin seseorang akan mampu mendidik atau mengajarkan ketaatan, atau mencontohkan keshalihan kepada Allah jika ia sendiri tidak mampu memberikan suritauladan bagi generasinya sendiri.

            Oleh sebab itu jika setiap insan menyadari akan nilai-nilai positif yang dibangun dari sebuah ikatan pernikahan maka ia akan berusaha sekuat jiwa dan raganya untuk tetap bertahan dalam bahtera kehidupan yang dihadapinya, bahkan ia akan saling menguatkan satu sama lain untuk melawan semua ujian kehidupan.

Semoga bermanfaat,

            


10 komentar:

  1. selamat menempuh hidup baru, semoga dapat menjadi keluarga yg sakinah dan mawaddah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, bantu suport blog baru ya Omjay

      Hapus
    2. Aamiin, bantu suport blog baru ya Omjay

      Hapus
    3. Aamiin, bantu suport blog baru ya Omjay

      Hapus
  2. Barakallahu...
    Menikah adalah sesuatu yg baik jika kita melihat dr sisi yg baik..menjadi keluarga yg SaMaWa adalah impian semua orng yg msh sendiri atau msh lajang..

    Menikah merupakan ibadah yg baik utk semua orng agar setiap orng bs terhindar dr prilaku-prilaku yg kurang baik/maksiat..

    Menikah bukan hny menyatukan 2 hati yg berbeda...melainkan menyatukan 2 keluarga yg berbeda latarbelakangnya..
    Dimana menikah itupun memperbaiki hubungan silaturahmi dr kedua belah pihak yg berbeda sifat & karakter..

    Setiap orng memiliki keinginan utk menikah dgn orng yg lbh baik dr dirinya...tp apakah kita udh lebih baik dr yg kita harapkan?

    Intinya jika kita udh bs mengambil keputusan utk menikah...luruskan lah tujuan kita utk ibadah & bukan utk hal yg lain..

    Di dalam pernikahan...jadilah pemimpin yg adil,bijak,sabar serta bertanggung jawab utk istri & anaknya kelak..

    Selamat Menempuh Hidup Baru...
    Semoga menjadi keluarga SAMAWA & TAAT sama Allah serta Rasul-Nya..
    Semoga mendapatkan keturunan yg sholeh & sholehah.

    BalasHapus
  3. Mantap Pak Adam !! Terus menulis dalam kebaikan dan untuk kebaikan,..barakallahu fiik

    BalasHapus
  4. masyaallah ... tabarokallah
    semangat pak guru

    BalasHapus
  5. Tabarokallaah...pak Adam..sehat dan sukses selalu

    BalasHapus

RELEVANSI In House Training (IHT) KURIKULUM MERDEKA TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GURU

Oleh S. Adam Abu Tsaqif Bekasi, 3 Agustus 2023           Cikal bakal Kurikulum Merdeka diawali dengan adanya Kurikulum Darurat sebagai upa...