Jumat, 23 Oktober 2020

WABAH BERBUAH BERKAH

 

Keberkahan di Masa Pandemi

Oleh Surmanto Adam

Masa pandemi covid-19 atau coronavirus sejak Maret 2020 sampai saat ini sangat berpengaruh besar terhadap tatanan kehidupan manusia di dunia. Banyak sektor vital terdampak karena wabah ini, tidak hanya kesehatan. Pertumbuhan ekonomi lemah, terganggunya prilaku sosial dan budaya masyarakat, bahkan penyelenggaraan pendidikan nasional mengharuskan pelaksanaan pembelajaran secara daring atau PJJ.

Dalam kondisi situasional seperti ini kita dipaksa mampu melakukan aktifitas produktif dua kali dari biasanya. WFH (Work From Home) dan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) yang begitu lama memungkinkan munculnya kejenuhan dalam melaksanakannya. Namun dari kondisi yang ada saat ini kita dapat mengambil hikmah besar sebagaimana yang dilakukan oleh Ibu Noralia Purwa Yunita.

Sedikit mengutif curriculum vitae Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd. kelahiran Kudus, 12 Juni 1989. Putra pertama dari dua bersudara dengan ayah bernama Ali Achmadi, S.Pd. dan Ibu Noor Fatkiyah, S.Pd.SD.  Beliau pernah kuliah program sarjana dan melanjutkan program magister pendidikan di Universitas Negeri Semarang. Saat ini beliau merupakan salah satu tenaga pendidikan pada SMP Negeri 8 Semarang.

Sama halnya maunusia pada umumnya wabah pandemi covid-19 bagi beliau merupakan dampaknya cukup terasa, terlebih beliau adalah pendidik yang harus melaksanakan WFH dan menyelenggarakan PJJ semaksimal mungkin. Namun di sisi lain bagi beliau wabah tidak hanya sebagai musibah namun wabah justru berbuah berkah.

Vandemi covid-19 memiliki makna tersendiri bagi beliau. Selain dapat lebih dekat dengan keluarga yaitu suami dan kedua anak-anaknya yang masih balita, beliau mampu melahirkan karya-karya besar dari kemahirannya dalam menulis. Karya-karya itu beliau tuangkan dalam beberapa buku seperti Antologi Kisah Inspiratif Sang Guru, Jurus Jitu Menulis dan Berprestasi, Menciptakan Pembelajaran yang Efektif Dari Rumah (karya bersama Om Jay dan kawan-kawan, beliau diantaranya) dan karya kolaborasi dengan Prof Richardus Eko Indrajit yaitu Digital Mindset.  


Selain itu beliau menulis beberapa artikel yang diterbitkan oleh Majalah Pendidikan Geliat Gemilang Bandung dan majalah pendidikan Aksioma seperti PPJ Asyik Selama Covid pada rubrik Guru Bicara Pendidikan. Kemahirannya dalam menulis beliau akui berkat tangan dingin Om Jay dalam membimbing Belajar Menulis Online kelas 8. 

Saat ini beliau sedang menggarap tiga buku yaitu Kiat Menulis Modul Berbasis Riset, Seri Ekoji Academy  yang berkolaborasi dengan Prof Eko dengan judul Gamifikasi, belajar menyenangkan seasyik bermain game dan antologi dengan siswa yang berjudul Aku dan Corona.

Kiprahnya dalam aktifitas  dunia menulis tentu tidak semulus apa yang kita bayangkan. Sebagai manusia biasa beliau pun pernah mengalami kendala, seperti kesibukan melaksanakan PJJ yang perlu persiapan secara matang dan kegiatan lain yang menjadi skala prioritas dan harus terselesaikan.

Masalah lain yang menjadi kendala yaitu kejenuhan. Beliau memiliki tipikal bosan apa bila mengerjakan kegiatan yang sama dan berulang-ulang. Jika penyakit bosan menghampirinya, beliau melakukan aktifitas lainnya seperti menonton, membaca novel dan kegiatan lain sekedar membunuh rasa bosan dan sekedar refreshing. Hal terpenting baginya keadaan seperti itu tidak dibiarkan berlarut-larut, cukup atu atau dua hari lalu kembali berkarya.

Krisis ide merupakan kendala ketiga, jika sudah seperti ini beliau menggunakan jurus bapak Akbar Zainudin, karena segala sesuatu  yang kita rasa, kita lihat tentu dapat dijadikan ide. Contoh ketika kita rekreasi atau menonton film dan kita mampu merasakan dari semua itu tentu akan menjadi ide atau gagasan kita dalam menulis. Karena bagi beliau menulis sama halnya berbicara, perbedaannya hanya dituangkan dalam bentuk tulisan.

Keterbatasan diksi atau  kosa kata terkadang menjadi kendala utama. Untuk mengatasi hal ini beliau memilih membaca artikel orang lain atau membaca novel karya apapun. Dengan demikian akan menambah perbendaharaan diksi atau kosa kata.

Lazimnya penulis pemula merasa takut salah dalam menulis. Tidak terkecuali ibu Noralia Purwa Yunita, beliau pernah mengalami hal serupa, namun berkat keyakinannya terhadap motivasi Om Jay bahwa tulis saja dulu apa yang kita pikirkan, jangan permasalahkan EYD atau kaidah kebahasaan yang lain, cukup tulis hingga selesai. Hingga tulisan selesai lakukanlah preses editing dan pada akhirnya tulisan akan mengalir.

Sungguh pengalaman yang luar biasa dan dapat dijadikan pelajaran bagi para penulis pemula ungkap Mr. Bams moderator malam ini. Ibu Noralia banyak memberikan motivasi bagi peserta belajar menulis pemula. Dalam kesibukannya sebagai seorang pengajar dan pembelajar terlebih saat situasi pandemi beliau mampu melahirkan karya hebat. Bagi beliau wabah bukan sekedar musibah namun wabah berbuah berkah.

Sebgai penutup resume saya ingin menuliskan kiat beliau dalam mewujudkan tekad menulisnya yaitu dengan tiga kata "NIAT, PAKSA dan MAU". Tiga kata ini harus melekat dan mampu dilaksanakan dalam aktifitas kita menuju keinginan besar menjadi penulis hebat.

Semoga bermanfaat,



11 komentar:

  1. semoga,tetap menulis dengan menulis kita bisa hidup seribu tahun lagi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bu Irowati, seneng saya dikunjungi Kepsek Setiamekar 02

      Hapus
  2. Keren resumenya.
    Ayo terus semangat

    BalasHapus
  3. terima kasih sdh mengerjakan tugas resumenya dengan baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Om Jay, sering telat sebab harus berbagi peran nih sama istri, maklum si dede perlu pengawasan ektra😂

      Hapus
  4. Mantap resumenya. Tetap semangat menulis, Pak!

    BalasHapus

RELEVANSI In House Training (IHT) KURIKULUM MERDEKA TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GURU

Oleh S. Adam Abu Tsaqif Bekasi, 3 Agustus 2023           Cikal bakal Kurikulum Merdeka diawali dengan adanya Kurikulum Darurat sebagai upa...